TajukRakyat.com,Gaza– Pembantaian dan penjajahan yang dilakukan Zionis Israel ke jalur Gaza, Palestina kini sudah menewaskan 18.800 orang pada Jumat (15/12/2023).
Dari jumlah tersebut, 8.000 diantaranya adalah anak-anak.
Kemudian, 6.200 lainnya merupakan wanita.
Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikelola Hamas, sebahagian besar korban tewas merupakan warga sipil.
Hamas klaim ledakkan rumah berisi tentara Israel
Pertempuran sengit pada hari Jumat salah satunya terjadi di Kota Khan Younis di Gaza selatan.
Di sana, Hamas mengeklaim telah meledakkan sebuah rumah berisi tentara Israel.
Sementara, lebih jauh ke selatan di Kota Rafah dekat perbatasan Mesir, kerumunan warga Palestina menggunakan senter untuk mencari korban selamat setelah serangan Israel di reruntuhan bangunan.
Seorang warga bernama Abu Omar mempertanyakan mengapa lingkungannya ikut diserang Israel padahal tidak punya relasi dengan aktivitas kelompok Hamas.
“Ini adalah lingkungan permukiman, perempuan dan anak-anak tinggal di sini.
Tiga rudal mengenai lingkungan permukiman yang tidak ada hubungannya dengan aktivitas militan (Hamas),” jelas Abu Omar, sebagaimana dikutip dari AFP.
Perbatasan Kerem Shalom dibuka
Di bawah tekanan untuk berbuat lebih banyak demi menyelamatkan warga sipil, Israel menyetujui “tindakan sementara” yang memungkinkan bantuan dikirim langsung ke Gaza melalui perbatasan Kerem Shalom.
Israel telah menghadapi tekanan selama berminggu-minggu dari lembaga-lembaga bantuan dan sekutu Barat untuk membuka kembali Kerem Shalom untuk mengatasi skala kebutuhan di Gaza.
Selama ini, bantuan ke Gaza hanya bisa lewat penyeberangan Rafah dari Mesir.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan, yang sedang menyelesaikan kunjungannya ke Israel dan Tepi Barat, menyebut keputusan pembukaan perbatasan Kerem Shalom sebagai “langkah signifikan”.
“Presiden (Joe) Biden mengangkat masalah ini dalam panggilan telepon baru-baru ini dengan Perdana Menteri (Benjamin) Netanyahu, dan ini menjadi topik diskusi penting selama kunjungan saya ke Israel selama dua hari terakhir,” ujarnya.
Sullivan mengatakan, Amerika Serikat berharap pembukaan penyeberangan Kerem Shalom ini akan membantu memfasilitasi penyaluran bantuan ke warga Gaza.
Seorang perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pengumuman itu adalah berita yang sangat baik.(kpc)