TajukRakyat.com- Kementerian Sosial (Kemensos) telah melakukan terobosan dalam penanganan kemiskinan melalui program Rumah Sejahtera Terpadu dan Pahlawan Ekonomi Nasional (PENA). Komisi VIII DPR RI mengakui program tersebut efektif menangani kemiskinan.
“Program seperti Rumah Sejahtera Terpadu dan PENA ini efektif mengakselerasi penanganan kemiskinan. Sebab di dalamnya ada pemberdayaan melalui usaha yang diberikan,” kata Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Marwan Dasopang dalam kegiatan penyerahan bantuan Atensi di Balai Bahagia Medan (19/2).
Dasopang hadir sebagai Ketua Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi VIII DPR RI masa persidangan III Tahun Sidang 2022-2023. Di Sentra Bahagia, hadir enam orang anggota Komisi VIIII DPR RI. Kunjungan kerja reses ini juga dihadiri oleh Direktur Potensi dan Sumber Daya Sosial Raden Rasman, Plt Direktur PSKBA Adrianus Alla, Kepala Sentra Bahagia Medan Iman Imaddudin Hamdan, dan Kepala Sentra Darussa’adah Susi Mulyati.
Dasopang menambahkan, Rumah Sejahtera Terpadu tidak sekedar memperbaiki rumah yang tidak layak huni. Namun di dalamnya juga diberikan bantuan usaha. “Jenis usahanya disesuaikan dengan minat dan kemampuan dari penerima bantuan,” kata Dasopang
Menurut dia, orang tidak mampu belum tentu berubah status ekonominya hanya dengan merehab rumah. Namun dengan memberikan bantuan usaha bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin dan rentan yang menerima bantuan.
Untuk PENA, merupakan terobosan agar penerima bantuan tidak tergantung pada bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH). “Setelah melalui assesmen, penerima PKH bisa menerima program PENA dan tidak meneruskan bansos PKH,” kata wakil rakyat daerah pemilihan Sumatra Utara II itu.
“Inilah terobosan Ibu Menteri Sosial Tri Rismaharini. Bu Mensos juga aktif memberikan respon langsung bila menemukan masyarakat yang tidak terdaftar sebagai penerima bantuan padahal dia layak. Saya mengapresiasi langkah cepat Bu Mensos,” kata Dasopang.
Sejalan dengan itu, anggota Komisi VIII Bukhori menyatakan, pandemi telah membuat masyarakat jatuh dalam tekanan ekonomi. Pemerintah membantu masyarakat terdampak pandemi dengan berbagai jenis bantuan.
Bukhori menilai, bantuan sosial jaring pengaman sosial bertujuan untuk bantalan ekonomi. Yakni menambah daya beli mereka di tengah tekanan ekonomi. “Nah program yang bersifat pemberdayaan sosial seperti bantuan usaha, ini yang dalam jangka panjang mampu meningkatkan kesejahteraan mereka,” kata Bukhori.
Ia menyebut, program Rumah Sejahtera Terpadu merupakan program yang tepat dalam mengatasi kemiskinan. “Program Rumah Sejahtera Terpadu merupakan bantuan pemerintah yang tepat sasaran,” katanya.
Di Kantor Sentra Bahagia, delegasi Komisi VIIII dan Kemensos menyerahkan bantuan Atensi. Bantuan datang dari Sentra Bahagia dan Sentra Insyaf, keduanya di Medan.
Dari Sentra Insyaf, diberikan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi) berupa bantuan motor roda tiga untuk 13 orang di Pakpak Bharat, Aceh Tamiang, Dairi, Deliserdang, Langsa, Padang Lawas, Madina senilai Rp 487 juta.
Alat bantu dengar untuk 56 orang senilai Rp149 juta, kursi roda untuk 104 orang senilai Rp 242 juta, tongkat ketiak untuk 89 orang senilai Rp 49 juta, sembako untuk 208 orang senilai Rp112 juta, tongkat ketiak untuk satu orang senilai Rp555 ribu. Bantuan korban bencana kebakaran untuk 9 odang senilai Rp 21 juta dan bantuan wirausahanya untuk 1 orang senilai Rp2,9 juta. Total bantuan dari Sentra Insyaf sebesar Rp1 miliar lebih.
Sedangkan bantuan dari Sentra Bahagia berupa pemenuhan kebutuhan hidup layak untuk 458 orang (disabilitas dan lansia) senilai Rp 412 juta, bantuan pemenuhan kebutuhan hidup layak untuk 13 orang (korban kebakaran) senilai Rp 26 juta.
Selanjutnya motor roda 3 untuk 15 orang senilai Rp 564 juta, tongkat adaptif untuk 80 orang senilai Rp 131 juta, kursi roda untuk 2 orang senilai Rp 3,1 juta, alat bantu disabilitas untuk 9 orang senilai Rp 3,2 juta, modal kewirausahaan untuk 15 orang senilai Rp 75 juta. Total bantuan yang disalurkan dari Sentra Bahagia sebesar Rp1,2 miliar. Sehingga total bantuan dari kedua sentra mencapai Rp 2,2 miliar.
Salah seorang penerima manfaat, Joshua Pasaribu menyampaikan terima kasih kepada Kemensos. “Bantuan yang kami terima sangat membantu meringankan beban hidup sehari-hari. Saya mewakili teman-teman penyandang disabilitas kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Mensos dan para wakil rakyat,”jelas Joshua yang menerima bantuan pemenuhan kebutuhan hidup layak sebesar Rp 900 ribu. (SM)