TajukRakyat.com,- Prabowo Subianto, Presiden RI terpilih Pemilu 2024 berencana membentuk Presidential Club.
Adapun tujuan pembentukan Presidential Club ini untuk mendengar masukan dari para presiden RI sebelumnya.
Juru bicara (Jubir) Presiden terpilih Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak menerangkan, Presidential Club bukanlah sebuah institusi, melainkan perkumpulan mantan-mantan presiden.
“Presidensial Club itu istilah saya saja, bukan institusi. Esensinya Pak Prabowo ingin para mantan presiden bisa tetap rutin bertemu dan berdiskusi tentang masalah-masalah strategis kebangsaan.Sehingga terjaga silaturahim kebangsaannya dan menjadi teladan bagi kita semua,” kata Dahnil, dikutip TajukRakyat.com dari Kompas, Sabtu (4/5/2024).
Ia menjelaskan, presidential club ini nantinya terdiri dari Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi.
“Ya, semua mantan Presiden kita yang masih ada,” ujarnya.
Dahnil berharap dengan terbentuknya klub presiden itu bisa memberikan kesan pemimpin Indonesia itu selalu kompak dan guyub demi kepentingan rakyatnya.
“Pak Prabowo berharap, sebagai bangsa besar para pemimpinnya kompak, rukun, guyub memikirkan dan bekerja untuk kepentingan rakyat banyak, terlepas dari perbedaan pandangan politik dan sikap politik,” katanya.
Namun, ia belum bisa memastikan ihwal waktu pasti klub presiden itu akan resmi terlaksana.
“InsyaaAllah pada waktunya, Pak Prabowo pasti bertemu secara bersamaan, duduk bersama dengan Pak Jokowi, Pak SBY dan Bu Megawati,” katanya.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) resmi menetapkan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih dalam Pilpres 2024.
Penetapan tersebut dilakukan melalui rapat pleno terbuka di kantor KPU Jakarta, Rabu (24/4/2024).
Di mana penetapan dituangkan dalam berita acara nomor 252/PL.01.9-BA-05/2024 tentang Penetapan Calon Presiden dan Wakil Presiden Terpilih dalam Pemilu Tahun 2024.
Butuh Kedewasaan
Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menganggap, butuh kedewasaan dari para mantan presiden untuk membuat Presidential Club terwujud.
“Persoalan apakah lembaga tersebut bisa bekerja efektif atau tidak, akan bergantung pada kedewasaan masing-masing mantan presiden dalam mengelola ego dalam pola relasi konflik politik personal yang sebenarnya tidak produktif,” ujar Umam dikutip TajukRakyat.com dari Kompas.com, Sabtu (4/5/2024).
Ia mengatakan, tantangan Prabowo yaitu mengatasi hubungan Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri dengan Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Joko Widodo.
Sebab, Megawati mempunyai catatan konflik lama dengan SBY dan hubungannya buruk dengan Jokowi akibat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
“Mulai dari komunikasi yang belum terbuka dengan Presiden SBY dan juga Presiden Jokowi imbas dinamika politik sebelumnya,” ucapnya.
Di sisi lain, Umam juga memaparkan sejumlah keuntungan jika presidential club bisa terbentuk.
Menurutnya, forum itu dapat membuat presiden yang memimpin mempunyai penasihat informal.
Sehingga, kepemimpinan yang akan datang punya banyak masukan untuk menentukan hal-hal strategis.
“Lembaga seperti ini juga bisa mempromosikan kepentingan nasional dan internasional, baik melalui advokasi, kegiatan amal, maupun inisiatif lainnya,” imbuh dia.
Diketahui, Prabowo disebut ingin mendudukkan para mantan presiden dalam satu meja dalam presidential club.
Hal itu disampaikan Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Dahnil Anzar Simanjuntak.
Jokowi pun menyambut positif keinginan Prabowo itu. Ia juga menyarankan agar pertemuan antarmantan presiden bisa dilakukan dua hari sekali.
Respon Jokowi
Presiden Joko Widodo menyambut baik rencana presiden terpilih Prabowo Subianto untuk membentuk klub silaturahmi para presiden RI atau presidential club.
“Bagus. Bagus, bagus,” ujar Jokowi saat memberikan keterangan pers di JiExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (3/5/2024).
Jokowi mengatkaan, jika wacana itu teralisasi, kegiatan silaturahmi antarpresiden dari masa ke masa dapat sering dilakukan.
“Dua hari sekali ya enggak apa-apa,” kata mantan wali kota Solo itu.
Tanggapan Istana
Istana merespons rencana Presiden Terpilih RI Prabowo Subianto untuk membentuk Presidential Club yang diisi para mantan presiden RI yang masih hidup sampai saat ini.
Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana menilai penting bagi presiden maupun mantan presiden untuk bersilaturahmi meskipun ada atau pun tidak ada Presidential Club yang diusulkan oleh Prabowo Subianto.
“Ada atau tidak adanya Presidential Club, Presiden dan semua mantan presiden sangat penting untuk bersilaturahmi,” kata Ari melalui pesan singkat kepada wartawan, Jumat (3/5/2024).
Kabinet Prabowo-Gibran
Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa penyusunan kabinet di pemerintahan mendatang merupakan hak prerogatif Prabowo Subianto sebagai presiden terpilih.
Hal ini disampaikan Jokow merespons kabar yang menyebut dirinya dimintai saran oleh Prabowo dan wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming terkait pembentukan kabinet.
“Kabinet itu adalah 100 persen hak prerogatif presiden. Kalau usul-usul boleh, tapi itu hak penuh Presiden terpilih,” ujar Jokowi saat memberikan keterangan pers di JiExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (3/5/2024).
Jokowi pun mengaku tidak mau ikut campur dalami pembentukan kabinet Prabowo-Gibran, meski ia terbuka apabila dimintai saran.
“Kalau minta saran kan enggak apa-apa, kalau minta saran.
Tapi kalau enggak dimintai saran, ikut-ikutan, nimbrung, lha itu yang enggak bener,” kata dia.
Diberitakan sebelumnya, Jokowi disebut-sebut bakal dilibatkan dalam penyusunan kabinet Prabowo-Gibran.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman memastikan, Jokowi adalah salah satu orang yang paling banyak dimintai pendapat oleh Prabowo dan Gibran mengenai nama-nama menteri yang akan ditunjuk.
Sebab, kata Habiburokhman, dalam banyak kesempatan acara internal, Prabowo berulang-ulang menyampaikan bahwa Jokowi adalah mentornya.
“Secara prinsip memang Pak Jokowi dipastikan menjadi salah satu orang yang paling banyak dimintai pendapat oleh Pak Prabowo, saya yakin,” ujar Habiburokhman saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, 26 Maret 2024 lalu.
Namun, Habiburokhman membantah jika Jokowi disebut cawe-cawe terkait kabinet Prabowo.
Dia mengaku tidak tahu apakah Jokowi juga akan mengusulkan nama tertentu menjadi menteri atau tidak.
“Saya enggak tahu ya apakah sampai nama, apakah sosoknya seperti apa ya.
Bisa saja memberi nama, orang saya saja boleh mengusulkan kan,” ujar Habiburokhman.(**)