Tupperware Bangkrut Dampak Kerugian Finansial

Tupperware bangkrut
Tupperware bangkrut

TajukRakyat.com,- Tupperware Brands, perusahaan yang memproduksi wadah makanan plastik bangkrut.

Pihak perusahaan kini mengajukan perlindungan kebangkrutan Chapter 11 pada Selasa (17/9/2024) waktu setempat.

Tupperware bangkrut imbas permintaan yang menurun untuk wadah penyimpanan makanan yang dulunya ikonik dan meningkatnya kerugian finansial.

Dikutip dari Channel News Asia, Rabu (18/9/2023), permintaan terhadap produk wadah plastik kedap udara Tupperware sempat meningkat selama periode pandemi Covid-19.

Namun demikian, lonjakan biaya bahan baku pascapandemi seperti resin plastik, serta tenaga kerja dan pengiriman, semakin menekan margin Tupperware.

“Selama beberapa tahun terakhir, posisi keuangan perusahaan telah sangat terpengaruh oleh lingkungan ekonomi makro yang menantang,” kata CEO Tupperware Laurie Goldman dalam siaran pers.

Baca Juga:   Polrestabes Medan Terima Silaturahmi Pujakesuma Deliserdang

“Sebagai hasilnya, kami mengeksplorasi berbagai opsi strategis dan memutuskan bahwa ini adalah jalan terbaik ke depan. Proses ini dimaksudkan untuk memberi kami fleksibilitas penting saat kami mengejar alternatif strategis untuk mendukung transformasi kami menjadi perusahaan yang mengutamakan teknologi digital dan berposisi lebih baik untuk melayani para pemangku kepentingan kami,” ujar Goldman.

Tupperware telah berencana untuk mengajukan perlindungan kebangkrutan setelah melanggar ketentuan utangnya dan meminta bantuan penasihat hukum dan keuangan, menurut warta Bloomberg, Senin (16/9/2024).

Baca Juga:   Bobby Nasution Hampir Dipastikan Ikut Pilgubsu 2024 dari Golkar

Tupperware melaporkan estimasi aset sebesar 500 juta hingga 1 miliar dollar AS dan estimasi liabilitas sebesar 1 miliar hingga 10 miliar dollar AS, menurut dokumen pengajuan kebangkrutan di Pengadilan Kepailitan AS di Distrik Delaware, yang menunjukkan jumlah kreditur antara 50.001 dan 100.000.

Tupperware telah berusaha membalikkan keadaan bisnis selama sekitar empat tahun setelah melaporkan penurunan penjualan selama enam kuartal berturut-turut sejak kuartal III 2021, karena inflasi yang tinggi terus menghambat basis konsumen berpenghasilan rendah dan menengahnya.

Pada tahun 2023,Tupperware menyelesaikan perjanjian dengan pemberi pinjaman untuk merestrukturisasi kewajiban utangnya dan menandatangani bank investasi Moelis & Co untuk membantu mengeksplorasi alternatif strategis.

Baca Juga:   Disuruh Buang Narkoba oleh Ayahnya, Pelajar di Simalungun Ditangkap Polisi

Adapun sejarah Tupperware berawal dari tahun 1946, ketika ahli kimia Earl Tupper mendapat inspirasi saat membuat cetakan di pabrik plastik tak lama setelah Depresi Besar, menurut situs web Tupperware.(kompas.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *