Hujan Meteor Geminid Bisa Dilihat di Indonesia…?

Hujan Meteor Geminid.(ist)
Hujan Meteor Geminid.(ist)

TajukRakyat.com,Jakarta – Hujan meteor Geminid merupakan fenomena astronomi tahunan di mana Bumi melintasi aliran debu dan puing dari asteroid 3200 Phaethon, menyebabkan partikel-partikel kecil terbakar di atmosfer dan tampak seperti bintang jatuh berwarna-warni.

Fenomena ini berasal dari sisa-sisa asteroid 3200 Phaethon, yang dikenal sebagai “asteroid hampir” atau komet berkarang, dengan partikel seukuran pasir memasuki atmosfer Bumi pada kecepatan hingga 35 km/detik.

Geminid Pertama Kali Tercatat pada 1862

Geminid pertama kali tercatat pada 1862 dan kini menjadi salah satu hujan meteor terkuat, mencapai hingga 120 meteor per jam di puncaknya.

Baca Juga:  Cara Menyimpan Daging Kurban Agar Tahan Lama

Hujan meteor Geminid aktif dari 4 hingga 20 Desember setiap tahun, dengan puncak pada 13-15 Desember, termasuk untuk 2025 di mana pengamatan optimal sekitar malam 14 Desember.

Di Indonesia (WIB), terbaik diamati mulai pukul 20.00 hingga fajar, terutama menjelang tengah malam ketika rasi Gemini tinggi di langit.

Amati dari lokasi gelap jauh dari polusi cahaya, tanpa teleskop cukup arahkan pandangan ke rasi Gemini sebagai titik radiasi meteor.

Meteor tampak bergerak dari arah Gemini, sering berwarna putih, kuning, hijau, merah, atau biru, dan aman karena partikel terbakar sepenuhnya di atmosfer.

Baca Juga:  Polisi dan Pengedar Narkoba Sempat Kejar-kejaran, Ditemukan 10 Paket Sabu

Hujan Meteor Geminid Bisa9 Dilihat di Indonesia ?

Lantas apakah hujan meteor geminid bisa dilihat di Indonesia?

Ya, hujan meteor Geminid bisa dilihat di Indonesia dengan baik karena fenomena ini bersifat global dan terlihat dari belahan Bumi utara maupun selatan, termasuk wilayah tropis seperti Indonesia.

Puncaknya jatuh pada 13-15 Desember 2025, tepatnya malam 13 hingga dini hari 14 Desember WIB, mulai pukul 20.00 hingga fajar untuk pengamatan terbaik.

Di langit Indonesia, meteor muncul dari rasi Gemini yang tinggi sekitar tengah malam.

Baca Juga:  Edy Rahmayadi Nyaris Digebuk Suporter Persiraja di Aceh

Pilih lokasi gelap minim polusi cahaya, seperti bukit atau pantai terpencil, dan hindari teleskop, cukup pandang langit bebas. Kondisi cuaca cerah diperlukan, dengan potensi hingga 120 meteor per jam jika optimal.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *