TajukRakyat.com, Medan – Suasana duka menyelimuti sebuah rumah di Jalan Tengah Kelurahan Masjid Kecamatan Medan Kota, Selasa (27/6/2023) malam.
Seorang anak yang masih duduk di bangku kelas dua sekolah dasar (SD), Ibrahim Hamdi alias Baim (8) meninggal dunia diduga karena mendapatkan penganiayaan, usai pulang sekolah.
Ketika wartawan menyambangi rumah duka korban, terlihat pihak tetangga sedang sibuk memasang tenda di depan rumah korban. Kedua orangtua korban yakni Sugiarso (48) dan Yusraini Nasution (48) sedang tidak berada di tempat.
Pihak keluarga menyebut, orangtua korban berada di Polrestabes Medan untuk membuat laporan. Sedangkan jenazah korban juga dibawa ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Medan untuk autopsi.
Nenek korban, Siti Lana Nasution (59) mengatakan korban mengeluh kesakitan sepulang dari sekolahnya, pada Kamis (22/6/2023) kemarin.
“Dari hari Kamis itu dia pulang sekolah udah sakit, (korban cerita) dipukuli oleh kawan awak,” ujarnya di rumah duka.
Siti menjelaskan karena mengeluh kesakitan di sekujur tubuhnya, orangtuanya lalu memanggil tukang pijat, berharap dapat meredakan rasa sakit yang dialami bocah malang tersebut.
“Dikusuk retak di sininya (dibahunya), disuruh tukang bawalah ke rumah sakit,” jelasnya.
Selang beberapa hari kemudian, Selasa (27/6/2023) pagi sekitar pukul 10.00 WIB, orangtua korban lalu membawanya ke Rumah Sakit Madani Jalan AR Hakim Medan.
Di sana, biaya pengobatan tidak ditanggung oleh BPJS karena siswa SD tersebut korban penganiayaan. Siti menyampaikan pihak rumah sakit meminta skema pembiayaan umum.
“Cemana lagi mau bawak uang, gak ada, orang susah,” ujarnya.
Karena keterbatasan dana, ayah korban yang seharinya bekerja pedagang bakso bakar, melarikan korban ke Rumah Sakit Pirngadi Medan. Malang bagi korban, Selasa sore, Baim menghembuskan nafas terakhirnya.
“Jenazah korban tiba di rumah duka habis maghrib tadi, sekitar jam 7 malam. Badannya biru semua,” ungkapnya.
Atas kejadian ini, pihak keluarga korban berharap agar kematian korban yang diduga dianiaya ini dapat dituntaskan.
“Agar tidak terjadi lagi dan terulang kejadian yang sama, kasihan anak-anak kita,” tukasnya.