TajukRakyat.com,- Membaca surat Al Waqiah sama saja dengan membaca doa kekayaan.
Bagi Anda yang ingin mendapatkan limpahan rezeki dari Allah S.W.T, tidak ada salahnya membaca surat Al Waqiah doa kekayaan.
Bukan hanya untuk doa kekayaan saja, ternyata surat Al Waqiah juga memiliki keutamaan, agar kita tidak merasa sakit ketika ruh keluar dari badan.
Lantas, bagaimana cara mengamalkan surat Al Waqiah ini.
Ada baiknya, surat Al Waqiah atau doa kekayaan ini dibaca selepas menunaikan salat Ashar.
Dalam surat Al Waqiah terdapat 96 ayat.
Al Waqiah sendiri merupakan surat ke-56 yang ada di dalam jus ke-27.
Berikut bacaan Surat Al Waqiah ayat 1-96 lengkap beserta latin dan artinya:
Bacaan Lengkap Surat Al Waqiah Ayat 1-96
إِذَا وَقَعَتِ ٱلْوَاقِعَةُ
Iżā waqa’atil-wāqi’ah
1. Apabila terjadi hari kiamat,
لَيْسَ لِوَقْعَتِهَا كَاذِبَةٌ
Laisa liwaq’atihā kāżibah
2. tidak seorang pun dapat berdusta tentang kejadiannya.
خَافِضَةٌ رَّافِعَةٌ
Khāfiḍatur rāfi’ah
3. (Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain),
إِذَا رُجَّتِ ٱلْأَرْضُ رَجًّا
Iżā rujjatil-arḍu rajjā
4. apabila bumi digoncangkan sedahsyat-dahsyatnya,
وَبُسَّتِ ٱلْجِبَالُ بَسًّا
Wa bussatil-jibālu bassā
5. dan gunung-gunung dihancur luluhkan seluluh-luluhnya,
فَكَانَتْ هَبَآءً مُّنۢبَثًّا
Fa kānat habā`am mumbaṡṡā
6. maka jadilah ia debu yang beterbangan,
وَكُنتُمْ أَزْوَٰجًا ثَلَٰثَةً
Wa kuntum azwājan ṡalāṡah
7. dan kamu menjadi tiga golongan.
فَأَصْحَٰبُ ٱلْمَيْمَنَةِ مَآ أَصْحَٰبُ ٱلْمَيْمَنَة
Fa aṣ-ḥābul-maimanati mā aṣ-ḥābul-maimanah
8. Yaitu golongan kanan. Alangkah mulianya golongan kanan itu.
وَأَصْحَٰبُ ٱلْمَشْـَٔمَةِ مَآ أَصْحَٰبُ ٱلْمَشْـَٔمَةِ
Wa aṣ-ḥābul-masy`amati mā aṣ-ḥābul-masy`amah
9. Dan golongan kiri. Alangkah sengsaranya golongan kiri itu.
وَٱلسَّٰبِقُونَ ٱلسَّٰبِقُو
Was-sābiqụnas-sābiqụn
10. Dan orang-orang yang beriman paling dahulu,
أُو۟لَٰٓئِكَ ٱلْمُقَرَّبُونَ
Ulā`ikal-muqarrabụn
11. Mereka itulah yang didekatkan kepada Allah.
فِى جَنَّٰتِ ٱلنَّعِيمِ
Fī jannātin-na’īm
12. Berada dalam jannah kenikmatan.
ثُلَّةٌ مِّنَ ٱلْأَوَّلِين
Sullatum minal-awwalīn
13. Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu,
وَقَلِيلٌ مِّنَ ٱلْءَاخِرِينَ
Wa qalīlum minal-ākhirīn
14. dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian
عَلَىٰ سُرُرٍ مَّوْضُونَةٍ
‘Alā sururim mauḍụnah
15. mereka berada di atas dipan yang bertahta emas dan permata,
مُّتَّكِـِٔينَ عَلَيْهَا مُتَقَٰبِلِينَ
Muttaki`īna ‘alaihā mutaqābilīn
16. seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan.
يَطُوفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَٰنٌ مُّخَلَّدُونَ
Yaṭụfu ‘alaihim wildānum mukhalladụn
17. Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda,
بِأَكْوَابٍ وَأَبَارِيقَ وَكَأْسٍ مِّن مَّعِينٍ
Bi`akwābiw wa abārīqa wa ka`sim mim ma’īn
18. dengan membawa gelas, cerek dan minuman yang diambil dari air yang mengalir,
لَّا يُصَدَّعُونَ عَنْهَا وَلَا يُنزِفُونَ
Lā yuṣadda’ụna ‘an-hā wa lā yunzifụn
19. mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk,
وَفَٰكِهَةٍ مِّمَّا يَتَخَيَّرُونَ
Wa fākihatim mimmā yatakhayyarụn
20. dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih,
وَلَحْمِ طَيْرٍ مِّمَّا يَشْتَهُونَ
Wa laḥmi ṭairim mimmā yasytahụn
21. dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.
وَحُورٌ عِينٌ
Wa ḥụrun ‘īn
22. Dan ada bidadari-bidadari bermata jeli,
كَأَمْثَٰلِ ٱللُّؤْلُؤِ ٱلْمَكْنُونِ
Ka`amṡālil-lu`lu`il-maknụn
23. laksana mutiara yang tersimpan baik.
جَزَآءًۢ بِمَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ
Jazā`am bimā kānụ ya’malụn
24. Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan.
لَا يَسْمَعُونَ فِيهَا لَغْوًا وَلَا تَأْثِيمًا
Lā yasma’ụna fīhā lagwaw wa lā ta`ṡīmā
25. Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa,
إِلَّا قِيلًا سَلَٰمًا سَلَٰمًا
Illā qīlan salāman salāmā
26. akan tetapi mereka mendengar ucapan salam.
وَأَصْحَٰبُ ٱلْيَمِينِ مَآ أَصْحَٰبُ ٱلْيَمِينِ
Wa aṣ-ḥābul-yamīni mā aṣ-ḥābul-yamīn
27. Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu.
فِى سِدْرٍ مَّخْضُودٍ
Fī sidrim makhḍụd
28. Berada di antara pohon bidara yang tak berduri,
وَطَلْحٍ مَّنضُودٍ
Wa ṭal-ḥim manḍụd
29. dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya),
وَظِلٍّ مَّمْدُودٍ
Wa ẓillim mamdụd
30. dan naungan yang terbentang luas,
وَمَآءٍ مَّسْكُوبٍ
Wa mā`im maskụb
31. dan air yang tercurah,
وَفَٰكِهَةٍ كَثِيرَةٍ
Wa fākihating kaṡīrah
32. dan buah-buahan yang banyak,
لَّا مَقْطُوعَةٍ وَلَا مَمْنُوعَةٍ
Lā maqṭụ’atiw wa lā mamnụ’ah
33. yang tidak berhenti (berbuah) dan tidak terlarang mengambilnya.
وَفُرُشٍ مَّرْفُوعَةٍ
Wa furusyim marfụ’ah
34. dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk.
إِنَّآ أَنشَأْنَٰهُنَّ إِنشَآءً
Innā ansya`nāhunna insyā`ā
35. Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung
فَجَعَلْنَٰهُنَّ أَبْكَارًا
Fa ja’alnāhunna abkārā
36. dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan.
عُرُبًا أَتْرَابًا
‘Uruban atrābā
37. penuh cinta lagi sebaya umurnya.
لِّأَصْحَٰبِ ٱلْيَمِينِ
Li`aṣ-ḥābil-yamīn
38. (Kami ciptakan mereka) untuk golongan kanan,
ثُلَّةٌ مِّنَ ٱلْأَوَّلِينَ
Sullatum minal-awwalīn
39. (yaitu) segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu.
وَثُلَّةٌ مِّنَ ٱلْءَاخِرِينَ
Wa ṡullatum minal-ākhirīn
40. dan segolongan besar pula dari orang-orang yang kemudian.
وَأَصْحَٰبُ ٱلشِّمَالِ مَآ أَصْحَٰبُ ٱلشِّمَالِ
Wa aṣ-ḥābusy-syimāli mā aṣ-ḥābusy-syimāl
41. Dan golongan kiri, siapakah golongan kiri itu?
فِى سَمُومٍ وَحَمِيمٍ
Fī samụmiw wa ḥamīm
42. Dalam (siksaan) angin yang amat panas, dan air panas yang mendidih,
وَظِلٍّ مِّن يَحْمُومٍ
Wa ẓillim miy yaḥmụm
43. dan dalam naungan asap yang hitam.
لَّا بَارِدٍ وَلَا كَرِيمٍ
Lā bāridiw wa lā karīm
44. Tidak sejuk dan tidak menyenangkan.
إِنَّهُمْ كَانُوا۟ قَبْلَ ذَٰلِكَ مُتْرَفِينَ
Innahum kānụ qabla żālika mutrafīn
45. Sesungguhnya mereka sebelum itu hidup bermewahan.
وَكَانُوا۟ يُصِرُّونَ عَلَى ٱلْحِنثِ ٱلْعَظِيمِ
Wa kānụ yuṣirrụna ‘alal-ḥinṡil-‘aẓīm
46. Dan mereka terus-menerus mengerjakan dosa besar.
وَكَانُوا۟ يَقُولُونَ أَئِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَعِظَٰمًا أَءِنَّا لَمَبْعُوثُونَ
Wa kānụ yaqụlụna a iżā mitnā wa kunnā turābaw wa ‘iẓāman a innā lamab’ụṡụn
47. Dan mereka selalu mengatakan: “Apakah bila kami mati dan menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kami akan benar-benar dibangkitkan kembali?
أَوَءَابَآؤُنَا ٱلْأَوَّلُونَ
A wa ābā`unal-awwalụn
48. apakah bapak-bapak kami yang terdahulu (juga)?”
قُلْ إِنَّ ٱلْأَوَّلِينَ وَٱلْءَاخِرِينَ
Qul innal-awwalīna wal-ākhirīn
49. Katakanlah: “Sesungguhnya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang terkemudian,
لَمَجْمُوعُونَ إِلَىٰ مِيقَٰتِ يَوْمٍ مَّعْلُومٍ
Lamajmụ’ụna ilā mīqāti yaumim ma’lụm
50. benar-benar akan dikumpulkan di waktu tertentu pada hari yang dikenal.
ثُمَّ إِنَّكُمْ أَيُّهَا ٱلضَّآلُّونَ ٱلْمُكَذِّبُونَ
Summa innakum ayyuhaḍ-ḍāllụnal-mukażżibụn
51. Kemudian sesungguhnya kamu hai orang-orang yang sesat lagi mendustakan,
لَءَاكِلُونَ مِن شَجَرٍ مِّن زَقُّومٍ
La`ākilụna min syajarim min zaqqụm
52. benar-benar akan memakan pohon zaqqum,
فَمَالِـُٔونَ مِنْهَا ٱلْبُطُونَ
Fa māli`ụna min-hal-buṭụn
53. dan akan memenuhi perutmu dengannya.
فَشَٰرِبُونَ عَلَيْهِ مِنَ ٱلْحَمِيمِ
Fa syāribụna ‘alaihi minal-ḥamīm
54. Sesudah itu kamu akan meminum air yang sangat panas.
فَشَٰرِبُونَ شُرْبَ ٱلْهِيمِ
Fa syāribụna syurbal-hīm
55. Maka kamu minum seperti unta yang sangat haus minum.
هَٰذَا نُزُلُهُمْ يَوْمَ ٱلدِّينِ
Hāżā nuzuluhum yaumad-dīn
56. Itulah hidangan untuk mereka pada hari Pembalasan”.
نَحْنُ خَلَقْنَٰكُمْ فَلَوْلَا تُصَدِّقُونَ
Naḥnu khalaqnākum falau lā tuṣaddiqụn
57. Kami telah menciptakan kamu, maka mengapa kamu tidak membenarkan?
أَفَرَءَيْتُم مَّا تُمْنُونَ
A fa ra`aitum mā tumnụn
58. Maka, terangkanlah kepadaku tentang nutfah yang kamu pancarkan.
ءَأَنتُمْ تَخْلُقُونَهُۥٓ أَمْ نَحْنُ ٱلْخَٰلِقُونَ
A antum takhluqụnahū am naḥnul-khāliqụn
59. Kamukah yang menciptakannya, atau Kamikah yang menciptakannya?
نَحْنُ قَدَّرْنَا بَيْنَكُمُ ٱلْمَوْتَ وَمَا نَحْنُ بِمَسْبُوقِينَ
Naḥnu qaddarnā bainakumul-mauta wa mā naḥnu bimasbụqīn
60. Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-sekali tidak akan dapat dikalahkan,
عَلَىٰٓ أَن نُّبَدِّلَ أَمْثَٰلَكُمْ وَنُنشِئَكُمْ فِى مَا لَا تَعْلَمُونَ
‘Alā an nubaddila amṡālakum wa nunsyi`akum fī mā lā ta’lamụn
61. untuk menggantikan kamu dengan orang-orang yang seperti kamu (dalam dunia) dan menciptakan kamu kelak (di akhirat) dalam keadaan yang tidak kamu ketahui.
وَلَقَدْ عَلِمْتُمُ ٱلنَّشْأَةَ ٱلْأُولَىٰ فَلَوْلَا تَذَكَّرُونَ
Wa laqad ‘alimtumun-nasy`atal-ụlā falau lā tażakkarụn
62. Dan Sesungguhnya kamu telah mengetahui penciptaan yang pertama, maka mengapakah kamu tidak mengambil pelajaran (untuk penciptaan yang kedua)?
أَفَرَءَيْتُم مَّا تَحْرُثُونَ
A fa ra`aitum mā taḥruṡụn
63. Maka, terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam.
ءَأَنتُمْ تَزْرَعُونَهُۥٓ أَمْ نَحْنُ ٱلزَّٰرِعُونَ
A antum tazra’ụnahū am naḥnuz-zāri’ụn
64. Kamukah yang menumbuhkannya atau Kamikah yang menumbuhkannya?
لَوْ نَشَآءُ لَجَعَلْنَٰهُ حُطَٰمًا فَظَلْتُمْ تَفَكَّهُونَ
Lau nasyā`u laja’alnāhu huṭāman fa ẓaltum tafakkahụn
65. Kalau Kami kehendaki, benar-benar Kami jadikan dia hancur dan kering, maka jadilah kamu heran dan tercengang.
إِنَّا لَمُغْرَمُونَ
Innā lamugramụn
66. (Sambil berkata): “Sesungguhnya kami benar-benar menderita kerugian”,
بَلْ نَحْنُ مَحْرُومُونَ
Bal naḥnu mahrụmụn
67. bahkan kami menjadi orang-orang yang tidak mendapat hasil apa-apa.
أَفَرَءَيْتُمُ ٱلْمَآءَ ٱلَّذِى تَشْرَبُونَ
A fa ra`aitumul-mā`allażī tasyrabụn
68. Maka, terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum.
ءَأَنتُمْ أَنزَلْتُمُوهُ مِنَ ٱلْمُزْنِ أَمْ نَحْنُ ٱلْمُنزِلُونَ
A antum anzaltumụhu minal-muzni am naḥnul-munzilụn
69. Kamukah yang menurunkannya atau Kamikah yang menurunkannya?
لَوْ نَشَآءُ جَعَلْنَٰهُ أُجَاجًا فَلَوْلَا تَشْكُرُونَ
Lau nasyā`u ja’alnāhu ujājan falau lā tasykurụn
70. Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak bersyukur?
أَفَرَءَيْتُمُ ٱلنَّارَ ٱلَّتِى تُورُونَ
A fa ra`aitumun-nārallatī tụrụn
71. Maka, terangkanlah kepadaku tentang api yang kamu nyalakan (dengan menggosok-gosokkan kayu).
ءَأَنتُمْ أَنشَأْتُمْ شَجَرَتَهَآ أَمْ نَحْنُ ٱلْمُنشِـُٔونَ
A antum ansya`tum syajaratahā am naḥnul-munsyi`ụn
72. Kamukah yang menjadikan kayu itu atau Kamikah yang menjadikannya?
نَحْنُ جَعَلْنَٰهَا تَذْكِرَةً وَمَتَٰعًا لِّلْمُقْوِينَ
Naḥnu ja’alnāhā tażkirataw wa matā’al lil-muqwīn
73. Kami jadikan api itu untuk peringatan dan bahan yang berguna bagi musafir di padang pasir.
فَسَبِّحْ بِٱسْمِ رَبِّكَ ٱلْعَظِيمِ
Fa sabbiḥ bismi rabbikal-‘aẓīm
74. Maka, bertasbihlah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang Maha Besar.
۞ فَلَآ أُقْسِمُ بِمَوَٰقِعِ ٱلنُّجُومِ
Fa lā uqsimu bimawāqi’in-nujụm
75. Maka, Aku bersumpah dengan masa turunnya bagian-bagian Al-Quran.
وَإِنَّهُۥ لَقَسَمٌ لَّوْ تَعْلَمُونَ عَظِيمٌ
Wa innahụ laqasamul lau ta’lamụna ‘aẓīm
76. Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu mengetahui.
إِنَّهُۥ لَقُرْءَانٌ كَرِيمٌ
Innahụ laqur`ānung karīm
77. Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia,
فِى كِتَٰبٍ مَّكْنُونٍ
Fī kitābim maknụn
78. pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh),
لَّا يَمَسُّهُۥٓ إِلَّا ٱلْمُطَهَّرُونَ
Lā yamassuhū illal-muṭahharụn
79. tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan.
تَنزِيلٌ مِّن رَّبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
Tanzīlum mir rabbil-‘ālamīn
80. Diturunkan dari Rabbil ‘alamiin.
أَفَبِهَٰذَا ٱلْحَدِيثِ أَنتُم مُّدْهِنُونَ
A fa bihāżal-ḥadīṡi antum mud-hinụn
81. Maka, apakah kamu menganggap remeh saja Al-Quran ini?
وَتَجْعَلُونَ رِزْقَكُمْ أَنَّكُمْ تُكَذِّبُونَ
Wa taj’alụna rizqakum annakum tukażżibụn
82. Kamu mengganti rezeki (yang Allah berikan) dengan mendustakan Allah.
فَلَوْلَآ إِذَا بَلَغَتِ ٱلْحُلْقُومَ
Falau lā iżā balagatil-ḥulqụm
83. Maka, mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan,
وَأَنتُمْ حِينَئِذٍ تَنظُرُونَ
Wa antum ḥīna`iżin tanẓurụn
84. padahal kamu ketika itu melihat,
وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنكُمْ وَلَٰكِن لَّا تُبْصِرُونَ
Wa naḥnu aqrabu ilaihi mingkum wa lākil lā tubṣirụn
85. dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada kamu. Tetapi kamu tidak melihat,
فَلَوْلَآ إِن كُنتُمْ غَيْرَ مَدِينِينَ
Falau lā ing kuntum gaira madīnīn
86. maka, mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah)?
تَرْجِعُونَهَآ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَ
Tarji’ụnahā ing kuntum ṣādiqīn
87. Kamu tidak mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu adalah orang-orang yang benar?
فَأَمَّآ إِن كَانَ مِنَ ٱلْمُقَرَّبِينَ
Fa ammā ing kāna minal-muqarrabīn
88. adapun jika dia (orang yang mati) termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah),
فَرَوْحٌ وَرَيْحَانٌ وَجَنَّتُ نَعِيمٍ
Fa rauḥuw wa raiḥānuw wa jannatu na’īm
89. maka, dia memperoleh ketenteraman dan rezeki serta jannah kenikmatan.
وَأَمَّآ إِن كَانَ مِنْ أَصْحَٰبِ ٱلْيَمِينِ
Wa ammā ing kāna min aṣ-ḥābil-yamīn
90. Dan adapun jika dia termasuk golongan kanan,
فَسَلَٰمٌ لَّكَ مِنْ أَصْحَٰبِ ٱلْيَمِينِ
Fa salāmul laka min aṣ-ḥābil-yamīn
91. maka, keselamatanlah bagimu karena kamu dari golongan kanan.
وَأَمَّآ إِن كَانَ مِنَ ٱلْمُكَذِّبِينَ ٱلضَّآلِّينَ
Wa ammā ing kāna minal-mukażżibīnaḍ-ḍāllīn
92. Dan adapun jika dia termasuk golongan yang mendustakan lagi sesat,
فَنُزُلٌ مِّنْ حَمِيمٍ
Fa nuzulum min ḥamīm
93. maka dia mendapat hidangan air yang mendidih,
وَتَصْلِيَةُ جَحِيمٍ
Wa taṣliyatu jaḥīm
94. dan dibakar di dalam jahannam.
إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ حَقُّ ٱلْيَقِينِ
Inna hāżā lahuwa ḥaqqul-yaqīn
95. Sesungguhnya (yang disebutkan ini) adalah suatu keyakinan yang benar.
فَسَبِّحْ بِٱسْمِ رَبِّكَ ٱلْعَظِيمِ
Fa sabbiḥ bismi rabbikal-‘aẓīm
96. Maka, bertasbihlah dengan (menyebut) nama Rabbmu yang Maha Besar.
Doa Setelah Membaca Surat Al Waqiah
Allohumma shun wujuhana bil yasar wala tuhinna bil iqtar fanastarziqa tholibi rizqika wa nasta’thifa syiroro kholqika wa nasytaghila bihamdi man a’thona wa nubtala bi zammi man mana’ana wa anta min wara-i zalika ahlul ‘atho-i wal man-‘i.
Allohumma kama shunta wujuhana ‘anis sujudi illa laka fa shunna ‘anil hajati illa ilaika bijudika wa karomika wa fadhlika ya arhamar rohimin wa shollallohu ‘ala sayyidina muhammadin wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.
Artinya:
“ Ya Allah, jagalah wajah kami dengan kekayaan, dan jangan hinakan kami dengan kemiskinan sehingga kami harus mencari rizki dari para pencari rizki-Mu, dan minta dikasihani oleh manusia ciptaan-Mu yang berbudi buruk, dan sibuk memuji orang yang memberi kami dan tergoda untuk mengecam yang tidak mau memberi kami.
Padahal, Engkau di balik semua itu adalah yang berwenang untuk memberi atau tidak memberi.
Ya Allah, sebagaimana Engkau menjaga wajah kami dari sujud kecuali kepada-Mu, maka jagalah kami dari keperluan selain kepada-Mu, dengan kedermawanan-Mu, kemurahan-Mu, dan karunia-Mu, wahai Yang Paling Penyayang di antara semua penyayang.
Cukupkanlah kami dengan karunia-Mu dari siapa pun selain Engkau. Semoga Allah merahmati junjungan kami Nabi Muhammad beserta keluarganya dan para sahabatnya, juga semoga Allah memberi keselamatan.”
10 Keistimewaan Surat Al Waqiah
1. Dijauhkan dari Kemiskinan
Manfaat surat Al Waqiah jika seorang umat muslim rajin membacanya setiap hari, maka ia akan mendapatkan pahala dan akan dijauhkan dari kemiskinan.
2. Memperoleh Kekayaan dan Rezeki Berlimpah
Jika surat Al Waqiah dibaca sebanyak 14 kali seusai salat Ashar maka orang tersebut akan mendapatkan kekayaan yang berlimpah dan tidak akan ada habisnya. Seperti yang telah dijelaskan dalam suatu hadits yang berbunyi,
“Ajarkanlah surah Al-Waqi’ah kepada isteri-isterimu. Karena sesungguhnya ia adalah surah Kekayaan.” (Hadis riwayat Ibnu Ady)
Setiap selesai salat fardhu, bacalah surat Al Waqiah sebanyak 25 kali sehingga sampai pada malam Jumat berikutnya.
Pada malam Jumat berikutnya tersebut sesudah salat Maghrib, maka baca Surat Al Waqiah sebanyak 25 kali, sesudah salat Isya dibacakan kembali sebanyak 125 kali diikuti dengan Sholawat Nabi 1.000 kali.
Sesudah selesai, maka perbanyak juga sedekah dan amalkan surat ini sekali pada pagi dan petang.
Maka Insya Allah seseorang yang membacanya akan memperoleh kekayaan dan rezeki berlimpah.
3. Akan Dikabulkannya Seluruh Hajat yang Berhubungan dengan Rezeki
Jika surat Al Waqiah dibaca sebanyak 41 kali dalam satu majelis, maka Insya Allah akan ditunaikan semua hajat yang dimohonkan terutama yang berhubungan dengan rezeki.
4. Mempermudah Sakaratul Maut
Manfaat surat Al Waqiah yang berikutnya adalah dapat mempermudah sakaratul maut. Jika orang yang sedang sakaratul maut dibacakan surat Al Waqiah, maka akan dipermudah ruhnya keluar dari jasad seseorang, sehingga tidak akan merasakan sakaratul maut terlalu lama.
5. Dilindungi dari Adanya Kemudharatan Dunia
Jika surat Al Waqiah ini dibacakan untuk atau oleh wanita dan juga gadis, maka akan berguna untuk melindungi diri dari segala macam kemudaratan dunia sekaligus terhindar juga dari kemiskinan.
6. Tidak akan Ditimpa Kefakiran
Abdullah bin Mas’ud pernah mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
” Barangsiapa yang membaca surat Al Waqiah, ia tidak akan tertimpa oleh kefakiran selamanya.” (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 5/203).
Dari hadits tersebut dijelaskan bahwa barangsiapa yang membaca Surat Al Waqiah setiap hari, niscaya ia tidak akan ditimpakan kekafiran. Kekafiran adalah salah satu hal yang sangat dibenci oleh Allah SWT.
7. Merupakan Surat Kekayaan
Manfaat surat Al Waqiah yang berikutnya adalah surat ini merupakan surat kekayaan.
Dari Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: ” Barangsiapa yang membaca surat Al Waqiah pada malam Jumat, ia akan dicintai oleh Allah, dicintai oleh manusia, tidak melihat kesengsaraan, kefakiran, kebutuhan, dan penyakit dunia; surat ini adalah bagian dari sahabat Amirul Mukimin (sa) yang bagi beliau memiliki keistimewaan yang tidak tertandingi oleh yang lain.” (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 5/203).
Dengan membaca surat Al Waqiah setiap hari maka dapat memudahkan seseorang mendapatkan rezeki yang halal, pun nikmat Allah yang terus mengalir.
8. Diberikan Syafaat pada Hari Kiamat
Diriwayatkan Imam Muslim, Rasulullah bersabda:
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: ” Barangsiapa yang merindukan surga dan sifatnya, maka bacalah surat Al Waqiah; dan barangsiapa yang ingin melihat sifat neraka, maka bacalah surat As-Sajadah.” (Tsawabul A’mal, hlm 117).
9. Diberikan Ketenangan Jiwa dan Raga oleh Allah
Dalam hal ini, Imam Muhammad Al-Baqir (sa) berkata: ” Barangsiapa yang membaca surat Al-Waqiah sebelum tidur, ia akan berjumpa dengan Allah dalam keadaan wajahnya seperti bulan purnama.” (Tsawabul A’mal, halaman 117).
10. Mengajarkan Tauhid kepada Umat Muslim
Dalam surat Al Waqiah mengajarkan tentang tauhid yang membuat umat muslim percaya pada Allah dan semakin membuat sesorang yakin jika semuanya sudah diatur dengan baik oleh Allah SWT termasuk dalam urusan rezeki.