Kasus Pengancaman Bripka Edi Purwanto, Kini Terancam Dipecat

Bripka Edi Purwanto
Bripka Edi Purwanto

TajukRakyat.com,- Kasus pengancaman yang dilakukan Bripka Edi Purwanto kepada warga bernama Dodi Tisna Amijaya menjadi perhatian luas masyarakat.

Setelah kasus ini viral, Propam Polda Sumsel bergerak cepat mengamankan Bripka Edi Purwanto.

Ia kemudian diproses dan terancam dipecat karena ulah arogannya.

Kabid Propam Polda Sumsel, Kombes Agus Halimudin menegaskan, Bripka Edi Purwanto ditahan di tempat khusus selama 30 hari untuk pemeriksaan.

Walaupun dari pihak korban sudah memberikan pertanda untuk berdamai, pihak kepolisian akan tetap meneruskan proses hukum dari Bripka Edi.

Sementara itu, mengenai kendaraan yang digunakan akan diungkap, apakah milik Bripka Edi atau bukan.

“Nanti kami ungkap, kendaraan itu miliknya atau bukan, asalnya dari mana. Kami sudah proses dia, itu sekaligus, bukan hanya terkait pengancaman saja, tapi hal-hal lain juga,’ ujar Kombes Pol Agus Halimudin dikutip dari kompas.tv

Sementara itu, Tim Penyidik dari Polrestabes Palembang masih melakukan pencarian senjata tajam milik Bripka Edi Purwanto yang dibuang usai kejadian viral pengancaman tersebut berlangsung.

Dalam prose pencarian, Polrestabes Palembang melibatkan Brimob dengan alat metal detector.

Sementara itu menurut korban, tersangka di lokasi kejadian menggunakan gagang dongkrak mobil.

Untuk mencari kebenarannya pihak kepolisian masih terus melakukan pencarian dan penyelidikan.

Apabila benar terbukti menggunakan sajam makan Bripka Edi dikenakan Undang-Undang Darurat.

Bripka Edi Minta Maaf Usai Tersangka

Bripka Edi Purwanto yang kini jadi tersangka sebelumnya telah minta maaf atas kelakuannya mengancam seorang warga di Palembang.

Kepada Propam yang memeriksanya, Edi dikabarkan telah mengaku salah dan memintaa maaf atas perilakunya.

Baca Juga:   Kapolrestabes Medan Beri Arahan Upaya Mencegah Pencurian dan Penipuan di Mini Market

Selain itu, keluarga Bripka Edi Purwanto menyampaikan permintaan maaf ke korban terkait aksi pengancaman yang dilakukan oknum polisi di Polsek Muara Padang, Polres Banyuasin tersebut.

Dodi Tisna Amijaya (33) korban pengancaman mengatakan, istri dan kakak Bripka Edi Purwanto datang ke rumahnya dan menyampaikan permintaan maaf.

“Iya kemarin istri dan kakak tersangka datang ke rumah saya menyampaikan permintaan maaf atas perbuatan pelaku, ya kalau saya silahkan saja saya maafkan. Tapi belum ada kalimat perdamaian dari mereka, ” ujar Dodi saat dihubungi, Rabu (20/12/2023).

Istri dan kakak Bripka Edi mendatangi rumah Dodi di Jalan Ki Kemas Rindo, Kecamatan Kertapati pada Selasa (19/12) kemarin.

Dodi mengatakan, ia terbuka jika pihak tersangka ingin adanya perdamaian namun belum ada pembicaraan itu dari keluarga Bripka Edi.

“Belum ada pembicaraan soal damai dari keluarganya, ” sambungnya.

Dia menyebut besok rencananya ia akan mendatangi Propam Polda Sumsel.

“Besok dipanggil Propam Polda, jam-nya siang, ” katanya.

Kronologi

Dodi Tisna Amijaya (34) pengendara mobil di Palembang yang diancam oknum polisi menguraikan kronologi bagaimana ia diancam Bripka Edi Purwanto.

Bripka Edi Purwanto melakukan pengancaman dan mengaku memiliki banyak keluarganya yang merupakan anggota polisi.

Sementara, korban pengancaman terlihat hanya diam mendengar ancaman tersebut.

“Kau belum tahu di keluarga aku banyak yang jadi polisi ye, kau belum tahu dengan aku ye!, ” ujar pria berkaos polo putih itu yang sedang mengancam korban dalam video beredar.

Korban pengancaman memilih kabur dari lokasi kejadian selanjutnya membuat laporan ke polisi.

Dijelaskan Dodi, awalnya dia sedang mengemudikan mobil kemudian bersenggolan dengan pengemudi lain yang merupakan seorang perempuan tidak memiliki SIM.

Baca Juga:   Komplotan Pencuri di Labusel Incar Barang Musafir yang Istirahat di SPBU

Setelah terlibat cek-cok, perempuan tersebut menelpon ayahnya dan mendatangi lokasi sampai akhirnya korban diarahkan ke kawasan Talang Buruk dan mendapat pengancaman dari pria tersebut.

Kini Dodi sudah melaporkan peristiwa pengancaman tersebut ke Polrestabes Palembang karena merasa tindakan terlapor semena-mena.

“Awal ceritanya saya dari arah RS Bhayangkara mau ke arah KM, putar lewat jalan bawah Fly Over Simpang Polda disana ada mobil Fortuner BG 99 ED warna hitam dari arah Jalan Basuki Rahmat mau ke arah yang sama, ” ujar Dodi saat dihubungi, Senin (18/12/2023).

“Kebetulan di sana lagi tidak ada polisi, kejadian sekitar jam 12 siang. Kami sempat cek-cok ketika saya minta SIM dia tapi dia tidak bisa menunjukkan. Sepertinya perempuan itu masih usia sekolah. Akhirnya dia menelpon ayahnya, ” kata pria yang berprofesi sebagai sales mobil itu.

Masih lanjut cerita korban, wanita pengemudi Fortuner yang bersenggolan dengannya pun lalu menghubungi sang ayah.

Setelah ayah perempuan alias terlapor itu datang menggunakan mobil Alpard, dia langsung mendorong Dodi.

Mulanya terlapor ingin keduanya impas sebab mobil sama-sama penyok, namun Dodi yang terlanjur mendapatkan perlakuan kasar tidak terima karena justru anak terlapor-lah yang lebih dulu salah.

“Dia sudah caci maki saya dan dorong saya, saya sudah cara baik-baik tapi anaknya ini yang marah-marah sama saya, ” sambungnya.

Dari situ terlapor semula mengajak Dodi mencari tempat menyelesaikan masalah dan diarahkan terlapor dan anaknya ke Jalan Talang Buruk.

Baca Juga:   Kerusuhan di Wamena Menewaskan 9 Orang, Komnas HAM Akan Turun Tangan

Dodi mengaku ia diiringi dua mobil yakni oleh mobil terlapor dan mobil yang dibawa anaknya.

“Awalnya mau ngajak ke Polda untuk menyelesaikan masalah. Tapi mereka mengiring saya, ya saya ikuti saja dulu, sampai lah kami di Talang Buruk. Posisinya saya di tengah, mobil terlapor di depan bawa Alphard dan anaknya bawa mobil Fortuner, ” katanya.

Setelah turun dan sampai di TKP, terlapor mulai menantang Dodi dan memegang lehernya sambil membawa sebuah senjata tajam di balik punggungnya.

“Dia ngancam pakai pisau Bayonet. Awalnya saya tidak sadar ternyata dia sudah memegang itu dibelakang punggungnya. Sambil nada mengancam dia juga mencengkram leher saya, teman saya di dalam mobil merekam kejadian yang dia megang Bayonet itu, ” ujarnya.

Tak sampai disitu, terlapor juga mengaku bahwa ia kenal dengan banyak anggota polisi dan menantunya adalah polisi.

“Katanya dia banyak kenal dengan polisi suami anaknya juga polisi, ” lanjut Dodi.

Dodi yang merasa terancam dengan cepat masuk ke dalam mobil, namun saat dia berusaha lari ternyata ada terlapor dan dua orang temannya yang mengendarai sepeda motor memukul mobilnya.

“Ada yang ngejar saya, teman dia. Sambil mukul-mukul mobil. Mereka baru berhenti mengejar waktu saya sudah dekat ke simpang Macan Lindungan, ” katanya.(**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *