Menhut Dituding Jadi Biang Kerok Bencana Sumatera, Raja Juli Dibela

Kayu tersapu banjir dan longsor.(ist)
Kayu tersapu banjir dan longsor.(ist)

TajukRakyat.com,Jakarta – Terkait bencana banjir dan longsor di Sumatera dikait-kaitkan dengan Raja Juli Antoni.

Karena Kebijakan Juli selaku Menhut yang dituding mengizinkan pembabatan hutan dituding sebagai biang kerok banjir di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat.

PSI Bela Menhut

Menanggapi maraknya tudingan tersebut, Ketua DPP PSI Ahmad Ali memberikan pembelaan buat Raja Juli.

“Tidak bisa kemudian kita menyalahkan pemerintahan hari ini, Kementerian Kehutanan hari ini, Kementerian Lingkungan hari ini, karena ini penyebabnya bukan karena kebijakannya mereka hari ini,” ujarnya dalam keterangan dikutip tajukrakuat.com dari FTNews Jumat 5 Desember 2025.

Ia mengatakan kalau pembabatan hutan ini sudah terjadi beberapa puluh tahun yang lalu.

Baca Juga:  Bahlil Temui Jokowi di saat Cuti Bersama, Ada Apa?

“Kebijakan Raja Juli yang menjadi Menteri Kehutanan seperti apa yang dituduhkan kepada dia karena punya kebijakan mengaktifkan satu perusahaan. Terus kemudian terjadi banjir, kemudian ujug-ujug terjadi longsor, kemudian dapat seperti kemarin, nggak juga seperti itu,” imbuhnya.

Ali berharap menteri di era Presiden Prabowo Subianto berbenah diri dan mengedepankan kepentingan rakyat.

“Artinya ini peristiwa penebangan liar yang terjadi 20-30 tahun lalu, ya kemudian baru kita lihat dampaknya. Artinya, hari ini pemerintah harus berbenah untuk menata, mengelola kembali kebijakan pengelolaan hutan yang lebih arif,” tukasnya.

Menhut, Menteri ESDM Taubat Nasuha

Baca Juga:  Respon Waketum Golkar Soal Isu 'Penggulingan' Bahlil Lewat Munaslub

Sebelumnya, Muhaimin Iskandar atau Cak mengajak Menteri Hutan Raja Juli Antoni hingga Menteri ESDM Bahlil Lahadalia untuk taubat nasuha.

Pernyataan ini ia sampaikan setelah mengirimkan surat resmi kepada Menteri Kehutanan, Menteri ESDM, dan Menteri Lingkungan Hidup untuk meminta dilakukannya peninjauan total atas langkah dan kebijakan yang selama ini diterapkan.

Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Republik Indonesia ini menegaskan bahwa evaluasi total merupakan bentuk komitmen moral pemerintah terhadap kelestarian lingkungan serta keselamatan masyarakat.

“Hari ini saya berkirim surat ke Menteri Kehutanan, Menteri ESDM, dan Menteri Lingkungan Hidup untuk bersama-sama evaluasi total seluruh kebijakan dan langkah-langkah kita. Ini adalah wujud kesungguhan kita sebagai pemerintah,” ujarnya.

Baca Juga:  Bio Data Raja Juli Antoni Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar

Ia kemudian menggunakan istilah “taubatan nasuha” sebagai analogi kesungguhan untuk memperbaiki kesalahan masa lalu.

“Taubatan nasuha itu kuncinya satu: evaluasi total policy. Semua aspek harus ditinjau ulang, mulai dari cara kita berpikir, melangkah, sampai bagaimana kita berbuat,” jelasnya.(*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *