TajukRakyat.com,- Dua prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang tergabung dalam pasukan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Lebanon, UNIFIL terluka akibat serangan pasukan Israel.
Pascaserangan itu, Juru bicara militer Israel (IDF), Nadav Shoshani meminta maaf.
Dia beralasan bahwa tentara Israel tidak sengaja melukai pasukan UNIFIL yang berada di Naqoura, perbatasan Lebanon-Israel.
“Pasukan penjaga perdamaian terluka secara tidak sengaja selama pertempuran IDF melawan Hizbullah di Lebanon selatan,” kata Shoshani.
Akibat insiden tersebut, IDF sedang melakukan peninjauan menyeluruh di tingkat komando tertinggi untuk menentukan rinciannya.
Diberitakan sebelumnya, pasukan IDF telah menembaki menara pengawas UNIFIL di Naqoura, perbatasan Lebanon-Israel, pada Kamis (10/11/2024) pukul 05.00 waktu setempat.
Akibat serangan tentara IDF, dua prajurit TNI yang tergabung dalam UNIFIL, Pratu Eggy Arifiyanto dan Praka Nofrian Syah Putra, terluka, dilansir dari Kompas.id, Kamis (10/10/2024).
Penjaga di menara lain melaporkan, ada laser pembidik diarahkan ke menara tersebut. Beberapa menit kemudian, peluru meluncur ke mengenai menara tersebut.
UNIFIL akui diserang Israel
Pada Jumat (11/10/2024), UNIFIL mengatakan bahwa telah terjadi dua ledakan di dekat menara observasi di Naqoura.
UNIFIL melaporkan, dua pasukan terluka setelah tank IDF menembaki menara observasi dan langsung mengenai menara tersebut.
Tentara IDF juga menyerang pintu masuk bunker, tempat pasukan penjaga perdamaian berlindung serta merusak kendaraan dan sistem komunikasi.
Kelompok UNIFIL melaporkan, caterpillar IDF menghantam perimeter UNIFIL dan tank-tank IDF bergerak mendekati posisi mereka.
Akibat insiden tersebut, dua pasukan penjaga perdamaian yang merupakan anggota TNI terluka dan harus dilarikan ke rumah sakit.
Dunia kecam serangan Israel di markas UNIFIL
Usai kejadian tersebut, sejumlah negara mengecam serangan Israel di Naqoura yang melukai dua prajurit TNI.
Menteri Pertahanan Italia, Guido Crosetto menyebut serangan terhadap pangkalan UNIFIL “sama sekali tidak dapat diterima”.
“Ini bukan kesalahan dan kecelakaan. Hal ini dapat dianggap sebagai kejahatan perang dan merupakan pelanggaran serius terhadap hukum militer internasional,” kata Crosetto dalam konferensi pers, dilansir dari Al Jazeera, Jumat (11/10/2024).
Ia menambahkan, dirinya telah memanggil duta besar Israel untuk meminta penjelasan atas serangan tersebut.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Spanyol menyebut serangan tersebut sebagai pelanggaran berat hukum internasional.
“Pemerintah Spanyol mengutuk keras tembakan Israel yang menghantam markas UNIFIL di Naqoura,” ungkap kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan.
Pemimpin Irlandia, Simon Harris mengutuk dan mengecam serangan Israel pada tentara UNIFIL.
Harris mengatakan, penembakan apa pun di sekitar pasukan atau fasilitas UNIFIL adalah tindakan yang gegabah dan harus dihentikan.
Sebagai informasi, Irlandia memiliki sekitar 370 tentara yang juga tergabung dalam misi penjaga perdamaian.(kompas.com)