Jokowi Lantik Muhammad Ali Sebagai KSAL, Pernah Duduki Jabatan Strategis

Muhammad Ali
KSAL, Muhammad Ali

TajukRakyat.com– Presiden RI, Joko Widodo resmi melantik Laksmana Madya Muhammad Ali sebagai Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL)

Muhammad Ali resmi dilantik hari ini, Rabu (28/12/2022) di Istana Negara.

Muhammad Ali resmi meggantikan Laksmana Yudo Margono, yang sekarang menjabat sebagai Panglima TNI.

Setelah menjadi KSAL, Muhammad Ali otomatis menyandang empat bintang di pundaknya.

Karir Muhammad Ali

Muhammad Ali lahir 9 April 1967.

Dikutip dari CNN, Ali lulus dari Akademi Angkatan Laut (AAL) pada tahun 1989 dan terdaftar di Korps Marinir.

Ali mengawali karir di beberapa Kapal Perang (KRI) RI.

Ia pernah bertugas di KRI Sigalu 857 tahun 1990, KRI Nanggala 401 tahun 1992 dan tiga tahun kemudian bertugas sebagai petugas torpedo di KRI Pasopati.

Ali banyak bertugas di kapal selam KRI Nanggala 402.

KRI Nangala 402 sempat membuat publik heboh saat tenggelam saat latihan di Laut Bali pada April 2021.

Kemudian, Ali juga pernah menjabat sebagai Padivkom KRI Nanggala 402 pada tahun 1995.

Baca Juga:   Pelaku Rudapaksa di Humbahas Terancam 20 Tahun Penjara

Setahun kemudian, ia menjadi Kadep Leksen KRI Nanggala 402.

Setelah mendapat tugas lain, Ali kembali ke KRI Nanggala 402 pada tahun 2003.

Pada masanya, Ali juga pernah mengemban tugas sebagai Komandan KRI Nangala pada tahun 2004 hingga 2006 dengan pangkat Letnan Kolonel.

Selama menjabat sebagai Kolonel, Ali un pernah menjabat sebagai pembantu Wakil Presiden ke-11 RI, Boediono.

Dia mengawasi berbagai kegiatan Boediono dari tahun 2012 hingga akhir masa jabatannya pada tahun 2014.

Selama bertugas sebagai prajurit angkatan laut, Ali memegang beberapa posisi strategis.

Misalnya, dia menjabat sebagai Kasguskamlabar dari 2014-2015.

Setelah itu, ia bertugas sebagai staf khusus KSAL pada tahun 2015 dan Danguskamlabar pada tahun 2015-2017.

Dia juga menjabat sebagai Gubernur AAL dari 2018-2019.

Kemudian pada tahun 2019 hingga 2020, dirinya juga pernah menjabat sebagai angkatan pertama Pangkoarmada, dan kemudian menjabat sebagai angkatan pertama Pangkoarmada pada tahun 2021.

Koleksi Mobil

Bicara soal hobi mobil, Ali ternyata memiliki beberapa mobil di rumahnya.

Baca Juga:   Kapolrestabes Medan Hadiri Pengukuhan Irjen Pol Dr H Dadang Hartanto SH SIK M.Si sebagai Guru Besar 

Mengutip Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) baru-baru ini, total kekayaannya Rp 7,2 miliar.

Dari jumlah tersebut, Rp240 juta berupa kumpulan kendaraan.

Ali diketahui memiliki minibus Toyota 2011 dengan perkiraan nilai sekitar Rp 150 juta.

Selain itu, Ali memiliki mobil Kia Picanto 2012 senilai Rp 75 juta dan sepeda motor Kawasaki 2014 yang ditaksir bernilai Rp 15 juta.

Pandangan Pengamat Militer

Anton Aliabbas, pengamat militer Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE), mengatakan, penataan karir prajurit dan modernisasi alat sistem persenjataan utama (alutsista) harus menjadi perhatian Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali.

“Konsistensi implementasi kebijakan promosi, mutasi, dan demosi karier prajurit menjadi krusial,” ujar Anton, dikutip dari kompas.com.

“Dan tentunya penataan karier prajurit tidak mesti diikuti dengan pemekaran struktur organisasi TNI AL,” katanya melanjutkan.

Anton mengungkapkan, Ali semestinya juga dapat mengkaji ulang struktur TNI AL yang ada saat ini.

“Jangan sampai ide penambahan-penambahan pos jabatan atau struktur baru justru menjadikan organisasi semakin gemuk dan tidak efektif,” ujar Anton.

Baca Juga:   Jokowi Kabarnya Lebaran Kedua di Kota Medan

Selain itu, Ali juga harus dinilai fokus terkait modernisasi alutsista.

“Sudah menjadi rahasia umum bahwa kesiapan alutsista TNI AL masih jauh dari harapan,” kata Anton.

Apalagi, menurutnya, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono tidak yakin pemenuhan minimum essential force (MEF) atau kekuatan pokok minimal AL bisa mencapai 100 persen pada 2024.

Sebab, banyak alutsista yang sudah tua.

“Namun, tetap ada ruang bagi KSAL baru untuk membuat kebijakan guna memperkaya kualitas pengadaan dan modernisasi alutsista,” ujar Anton.

“Selain dengan meningkatkan akuntabilitas dan transparansi proses pengadaan, Ali juga dapat membantu membangun formulasi dalam pengelolaan pemeliharaan dan perawatan (harwat) alutsista,” katanya lagi.(**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *