Tajukrakyat.com,Medan– Petugas gabungan Polda Sumut dan Kodam I/Bukit Barisan sudah melakukan pendataan terhadap 147 pengungsi Rohingya yang terdampar di Desa Karang Gading, Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deliserdang.
Dari hasil pendataan dan penyidikan, ada ditemukan kejanggalan terhadap para pengungsi Rohingya ini.
Saat petugas memeriksa kartu identitas para pengungsi yang diduga diberikan oleh United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), ditemukan tanggal lahir semua pengungsi sama.
Belum jelas kenapa tanggal lahir para pengungsi ini bisa sama.
Apakah ada dugaan kesengajaan dan pemalsuan data atau tidak, belum dapat disimpulkan.
“Kartu UNHCR yang ditemukan ini semua identitasnya, tanggal lahirnya sama,” kata Pangdam I/Bukit Barisan, Mayjend TNI Mochammad Hasan Hasibuan, Minggu (31/12/2023) malam di Lapangan Benteng Medan.
Hasan menyebut, bahwa nakhoda kapal yang membawa 147 pengungsi Rohingya itu sudah melarikan diri.
Ketika sampan yang ditumpangi para pengungsi digeledah, ditemukan sayur segar yang kuat dugaan sengaja dikirim dari daratan.
“Dari kapal ditemukan logistik segar yang kita duga logistik ini oleh Danlantamal disupport atau didukung dari daratan kita. Kemudian, nakhoda kapal ini sebelum mendarat meninggalkan kapal, pindah kapal yang lain,” kata Pangdam.
Ia menerangkan, dari 147 pengungsi Rohingya itu, 53 laki-laki dewasa, 39 perempuan dewasa, 25 anak laki-laki dan 30 anak perempuan.
Senada disampaikan Kapolda Sumut, Irjen Agung Setya Imam Effendi.
Katanya, setelah para pengungsi Rohingya itu terdampar di Desa Karang Gading, Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deliserdang pada Sabtu (30/112/2023) malam, pihaknya sudah berupaya menghubungi petugas UNHCR.
Sayangnya, tak satupun dari petugas itu yang merespon panggilan petugas Polda Sumut.
“Sedikit tambahan laporan bahwa sampai malam ini UNHCR belum bisa kami hubungi dan hadir disini,” kata Agung.
Sebagaimana diketahui, keberadaan pengungsi Rohingya ini dikhawatirkan menjadi polemik dan memicu gesekan dengan masyarakat lokal.
Sehingga, beberapa daerah yang sempat menerima pengungsi Rohingya kemudian mulai melakukan penolakan.
Bahkan, ada tindakan ekstrem pengusiran yang terjadi di Aceh beberapa waktu lalu.(arch)