Gempa Jepang Tewaskan 6 Warga, Picu Tsunami Setinggi 1,2 Meter

Jalan umum di wilayah Jepang rusak akibat gempa bumi yang terjadi pada Senin (1/1/2023).
Jalan umum di wilayah Jepang rusak akibat gempa bumi yang terjadi pada Senin (1/1/2023).

TajukRakyat.com,- Jepang dilanda gempa dan tsunami pascatahun baru, atau tepatnya pada Senin (1/1/2023) kemarin.

Menurut laporan yang ada, setelah gempa Jepang terjadi, ada enam orang warga dilaporkan tewas.

Tidak hanya menewaskan warga, gempa juga merusak ratusan bangunan, termasuk fasilitas umum.

Reuters melaporkan pada Selasa (2/1/2024) pagi, gempa Jepang turut memutus aliran listrik dan mengharuskan warga pesisir pantai untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.

Personel Angkatan Darat dikerahkan untuk membantu operasi penyelamatan, sementara satu bandara setempat ditutup karena gempa menyebabkan retakan di landasan pacu.

Seorang pria lanjut usia dinyatakan meninggal akibat tertimbun reruntuhan bangunan di Kota Shika di Prefektur Ishikawa, menurut laporan stasiun televisi NTV yang mengutip polisi setempat.

Kyodo News melaporkan empat kematian di Ishikawa, termasuk seorang pria dan wanita berusia 50-an, seorang anak laki-laki, juga seorang pria berusia 70-an.

Selain itu, seorang pria berusia 90-an usai ditarik dari reruntuhan sebuah bangunan dan dibawa ke rumah sakit tetapi dinyatakan meninggal.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan kepada wartawan pada Senin (1/1/2024) malam bahwa tim pencarian dan penyelamatan terbukti sulit mencapai daerah yang terkena dampak paling parah karena banyak jalan diblokir.

Baca Juga:   Pj Sekda Tutup Offroad Jelajah Bumi Asahan 

Sementara Presiden AS Joe Biden mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Amerika Serikat siap memberikan bantuan apa pun yang diperlukan kepada Jepang setelah gempa bumi.

“Sebagai sekutu dekat, Amerika Serikat dan Jepang memiliki ikatan persahabatan mendalam. Kami akan bersama rakyat Jepang selama masa sulit ini,” ujarnya.

Pemerintah Jepang mengatakan hingga Senin malam pihaknya telah memerintahkan lebih dari 97.000 orang di sembilan prefektur di pantai barat pulau utama Honshu untuk mengungsi.

Mereka bermalam di gedung olah raga dan gedung olah raga sekolah yang biasa digunakan sebagai pusat evakuasi dalam keadaan darurat.

Hampir 33.000 rumah tangga masih mengalami pemadaman listrik di prefektur Ishikawa pada Selasa pagi.

Badan Rumah Tangga Kekaisaran mengatakan bahwa setelah bencana tersebut, mereka akan membatalkan penampilan Tahun Baru Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako pada hari Selasa.

Kemenlu Bersiap Evakuasi WNI

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) mencatat sebanyak 1.315 WNI yang menetap di Prefektur Ishikawa, Jepang.

“Kemlu saat ini sedang berkoordinasi dengan KBRI Tokyo dan KJRI Osaka untuk mengetahui dampak gempa dan tsunami. KBRI dan KJRI tengah berkoordinasi dengan otoritas setempat dan simpul masyarakat Indonesia,” tulis Kemlu dalam siaran pers yang dikutip CNBC Indonesia, Senin (1/1/2024).

Baca Juga:   Heboh Temuan Kerangka Manusia di Aceh Besar dalam Drum

Badan Meteorologi Jepang menyebut gelombang setinggi 1,2 meter menghantam pelabuhan Wajima di Prefektur Ishikawa pada pukul 16.21 waktu setempat. Prefektur Ishikawa masuk dalam kategori ‘Major Tsunami Warning’ yang ditandai dengan garis ungu. Lokasinya terletak di dekat pusat gempa.

Gempa dirasakan di wilayah Prefektur Niigata, Toyama, dan Fukui, Nagano, Gifu, Tokyo, Yamagata, Fukushima, Ibaraki, Tochigi, Gunma, Saitama, Shizuoka, Aichi, Mie, Shiga, Kyoto, Osaka, Hyogo, Nara, Tottori, Iwate, Miyagi, dan Akita.

“KBRI Tokyo dan KJRI Osaka telah mengeluarkan imbauan agar masyarakat WNI tetap waspada atas gempa susulan dan tsunami dan selalu memantau informasi dan arahan otoritas setempat. Peringatan tsunami di sepanjang pesisir barat Jepang masih belum dicabut hingga malam hari ini waktu Jepang,” jelasnya.

KBRI Tokyo dan KJRI Osaka telah mengaktifkan nomor hotline untuk situasi darurat sebagai berikut: KBRI Tokyo:+818035068612 dan KJRI Osaka: +818031131003.

Korea Selatan Ikut Terdampak

Gelombang tsunami pertama mencapai pantai timur Korea Selatan pada Senin (1/1/2024) sekitar pukul 09.21 GMT (16.21 WIB), setelah gempa besar melanda Prefektur Ishikawa, Jepang.

Badan Meteorologi Korea Selatan mengatakan, tsunami tersebut memiliki tinggi lebih kurang 45 cm.

Namun, mereka memperingatkan, tsunami dapat berkembang setelah gelombang awal dan mungkin berlanjut selama lebih dari 24 jam.

Baca Juga:   3 dari 5 Pelaku Begal Gagal Beraksi, Kini Masuk Sel

Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan Korea Selatan, menyampaikan otoritas Provinsi Gangwon telah memperingatkan warganya untuk mengambil tindakan pencegahan dan mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.

Badan Meteorologi Korea Selatan sebelumnya mengatakan permukaan air laut di beberapa bagian Provinsi Gangwon di pantai timur mungkin akan naik setelah gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,6 melanda Jepang tengah dan badan tersebut mengeluarkan peringatan untuk berhati-hati.

Dikatakan, bahwa gelombang tsunami setinggi 0,3 meter dapat mencapai pantai timur Korea Selatan antara pukul 09.29 GMT (16.29 WIB) dan 10.17 GMT (17.17 WIB).

Provinsi Gangwon telah memberi tahu warga melalui pesan singkat darurat untuk menjauh dari pantai dan mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.

“Pemerintah Kota Samcheok menyarankan warganya untuk pindah ke area yang lebih tinggi dari gedung tiga lantai,” kata Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan Korea Selatan, dikutip dari Reuters.(kpc/cnbc)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *