TajukRakyat.com,Medan– Budianto Sitepu (42), warga Jalan Medan-Binjai KM 13,5 Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deliserdang tewas setelah dua hari ditahan polisi.
Kondisi tubuhnya sangat memprihatinkan.
Bagian wajahnya babak belur dan membengkak, dan tubuhnya lebam-lebam.
Menurut Dumaria Simangunsong, istri korban, suaminya itu dijemput polisi pada 24 Desember 2024.
Mulanya, Budianto Sitepu bersama rekan-rekannya nongkrong sambil minum dan mendengarkan musik.
Lalu, ada masyarakat yang merasa terganggu.
Tak lama kemudian, datang seorang polisi ke tempat dimana Budianto Sitepu bersama rekan-rekannya minum.
“Mereka cekcok. Kemudian suami saya dan teman-temannya dibawa ke Polrestabes Medan,” kata Dumaria pada wartawan, Kamis (26/12/2024).
Dumaria mengatakan, malam saat kejadian ada dua orang lain yang ikut diamankan polisi.
Keduanya adalah Dedy Pasaribu dan Girin.
“Saya dapat kabar suami ditangkap sekitar jam satu (01.00 WIB),” kata Dumaria.
Mendapat informasi itu, Dumaria bergegas menuju Polrestabes Medan di Jalan HM Said.
Di sana, ia sempat meminta izin untuk menemui suaminya.
Sayangnya, polisi enggan memberi izin pada Dumaria untuk menjenguk Budianto Sitepu.
Lantaran tak mendapat izin, ia pun pulang ke rumah, dan kembali datang keesokan harinya ke Polrestabes Medan.
Lagi-lagi, Dumaria tak diizinkan menjenguk suaminya.
Padahal ia sudah membawa makanan untuk sang suami.
Saat itu, petugas jaga mengatakan bahwa kebetulan tidak ada Kepala Unit yang bertanggungjawab di lokasi.
Sehingga tamu tidak bisa menjenguk orang yang ditahan.
Karena tak kunjung mendapat izin, Dumaria lantas menitipkan makanan yang ia bawa pada petugas.
Kamis (26/12/2024), Dumaria kembali ke Polrestabes Medan.
Namun jawaban serupa didapat Dumaria, bahwa dia tidak diizinkan menjenguk suaminya.
Tak lama berselang, ia mendapat kabar bahwa suaminya sakit dan dibawa ke RS Bhayangkara Tingkat II Medan.
Mendengar hal itu, Dumaria kaget.
Ia pun beranjak pergi ke rumah sakit polisi yang ada di Jalan KH Wahid Hasyim Medan itu.
Sampai di sana, Dumaria tetap tak bisa menjenguk suaminya.
“Kami minta tolong sama pihak RS Bhayangkara pun tidak boleh,” kata Dumaria.
Karena perasaannya mulai tak enak, Dumaria lantas berkeliling ke RS Bhayangkara Tingkat II Medan.
Saat itu, ia melihat ada sejumlah petugas RS Bhayangkara sedang mendorong troli jenazah.
Di atas troli itu ada tubuh manusia, yang setelah dilihat ternyata itu adalah suaminya.
“Pas lewat (troli), saya nampak suami saya digotong. Saya lihat wajahnya, itu suami saya. Sudah meninggal lebam-lebam,” kata Dumaria kemudian menangis terisak-isak.
Sontak, peristiwa ini pun membuat geger.
Keluarga curiga bahwa Budianto Sitepu diduga dianiaya petugas yang menjemputnya malam itu.
Pihak keluarga mendesak agar polisi segera memberi penjelasan, dan mengungkap kenapa Budianto Sitepu tewas mengenaskan.
Kapolretsabes Medan Kombes Gidion Arif Setyawan belum mau memberikan komentar terkait peristiwa mengenaskan ini.(rio)