TajukRakyat.com- Seniman asal Kota Medan, Jacky Raju Sembiring melaju ke babak selanjutnya pada ajang Indonesia’s Got Talent 2023 usai mempersembahkan sebuah karya seni pertunjukkan alat musik tradisi Karo, Kulcapi dan Surdam. Jacky berhasil memukau para juri yang terdiri dari, Ivan Gunawan, Denny Sumargo, Rosa, Reza Arap dan David Bayu.
Jacky yang juga salah satu founder Sedalanen Etnik ini memang punya cita-cita besar untuk mengenalkan alat musik tradisional ke khalayak luas termasuk ke kaum muda. Perjuangan Jacky dengan grup kesenian Sedalanen Etnik dalam mengangkat kesenian tradisional juga patut diapresiasi.
Dalam wawancara beberapa waktu lalu, Jacky mengungkap sempat mendapat kritikan karena dianggap mengubah esensi kucapi. Namun, kiritikan ini tak membuat Jacky Raju Sembiring berhenti berkarya. Pria lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta ini memilih diam dan tidak menanggapinya. Jacky malah semakin eksis berkarya. Karena dia meyakini nantinya mereka bakal paham dengan apa yang dibuatnya.
“Mengubah kulcapi dari 2 senar menjadi 4 senar sempat menuai banyak kritikan dari para sepuh musik tradisi khususnya Karo. Mulai dari cara memainkan sampai tatto yang menghiasi tubuhku juga jadi bahan kritikan. Tapi bagiku seni tertinggi itu adalah diam. Ya aku memilih diam dan terus berkarya. Toh nanti mereka juga bakal paham dengan konsep yang mau aku bawa ini,”jelas Jacky.
Jacky yang merasa punya tanggungjawab moral terhadap eksistensi alat musik tradisi, hanya ingin membuat pasar baru untuk kulcapi. Kulcapi, menurut Jacky, harusnya bisa diterima dan dimainkan oleh anak-anak muda. Tidak sekadar alat musik yang dimainkan pada acara-acara tradisi yang biasanya digelar di jambur saja.
“Aku cuma ingin membuat pasar baru. Aku ingin pemain kulcapi bisa tampil di kafe, hotel dan tidak hanya di jambur-jambur saja ataupun di acara adat saja. Mungkin orang sesepuh adat itu belum paham dengan konsep yang mau aku bawa ini. Makanya aku lebih memilih diam dan konsisten berkarya saja,”ungkapnya.
Perjuangan Jacky dalam mengenalkan musik tradisi ke anak-anak muda di lingkungannya tidak berjalan mulus begitu saja. Dari warung ke warung Jacky mulai membangun komunikasi sambil diskusi dimensi musik tradisi. Perlahan-lahan dia membuka maindset anak-anak muda sekitar bahwa main musik tradisi itu bukan hal yang kuno. Musik tradisi yang tak lepas dari aspek kehidupan kita sehari-hari bisa melebur dengan genre musik apapun. (SM)