Harga Minyak Naik, Subsidi Diprediksi Membengkak, Ini Kata Airlangga

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto

TajukRakyat.com,- Harga minyak mentah khususnya Indonesia Crude Price (ICP) diprediksi baik mengalami kenaikan harga imbas konflik di Timur Tengah.

Sebagaimana diketahui, haga minyak atau ICP dalam APBN tahun 2024 ditetapkan US$ 82 per barel.

Sementara, untuk harga minyak mentah dunia saat ini sudah melewati level dari APBN tersebut yakni untuk Brent menembus US$ 87,29 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) di US$ 82,69 per barel.

Setidaknya kenaikan harga minyak mentah dunia yang sudah melebihi dari APBN itu akan mempengaruhi nilai subsidi energi yang sudah ditetapkan pemerintah.

Baca Juga:   Pekerja Bangunan Asal Percut Seituan Tewas Tersengat Listrik di Binjai

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto menegaskan bahwa pihaknya belum membahas hal tersebut. Namun yang pasti, pihaknya terus mengantisipasi adanya perubahan-perubahan tersebut.

“Pemerintah mengantisipasi perubahan-perubahan yang ada. Pemerintah terus memonitor harian, bulanan dan pemerintah respons sesuai kejadiannya,” terang Airlangga dalam konferensi pers, Kamis (18/4/2024).

“Kalau sekarang kejadiannya belum sampai situ, maka kita tidak mengandai-andai,” ungkap Airlangga.

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memprediksi harga minyak mentah Indonesia atau ICP dapat mencapai US$ 100 per barel.

Baca Juga:   Pengedar Ganja di Sergai Ditangkap saat Keluar Rumah

Hal tersebut menyusul adanya eskalasi konflik di Timur Tengah antara Iran dan Israel.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengatakan, konflik Iran dan Israel berpotensi membuat harga minyak melonjak.

Setidaknya, kenaikan harga akan sebesar US$ 5-10 per barel.

“Ada tekanan untuk naik dan tekanan untuk naik itu diwujudkan dalam premium resiko itu kalau menurut pendapat kami US$ 5-10 per barel, jadi kalau sekarang kan US$ 90-an, jadi kalau menurut kami memang untuk naik mendekati US$ 100 per barel kayaknya bisa terjadi,” kata Tutuka ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (16/4/2024).(**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *