Kendurikopi Lepas Debut EP “Sambung Rasa”

TajukRakyat.com- Hampir 9 tahun berkarya, akhirnya kelompok seni dan musik asal Kota Medan, Kendurikopi melepas debut mini album (EP) bertitel “Sambung Rasa”. Mini album berisi 5 lagu ini baru dirilis secara digital ke berbagai layanan musik.

 

Lima lagu bernuansa balada pengisi mini album ” Sambung Rasa” yaitu, Alam Murka, Mungkin Aku Jatuh Cinta, Bentangan Cakrawala, Medan ko Rasa dan Al Fatiha. Kelompok musik yang kini beranggotakan, Fauzinaroo (vokal/djembe), DD Buneg (vokal/gitar), Arif Singgih (gitar), Aldisoek (bass) dan Oto Handiantara (drum) ini berusaha menyampaikan apa yang mereka rasakan dan menjadi kegelisahan di mini album ini.

Baca Juga:   Salskavrah Lepas Debut Singel "Feudal Syndrome"

 

Mulai dari kerusakan alam (lingkungan), kekaguman terhadap ciptaan tuhan, kondisi real perkotaan (Kota Medan) sampai ketuhanan mereka tuangkan ke dalam lirik. Namun, beberapa lagu yang terdapat dalam EP “Sambung Rasa” berasal dari puisi. “Ada juga lagu-lagu ini yang berasal dari puisi,” ungkap Kendurikopi.

 

Kendurikopi sendiri merupakan komunitas yang berdiri sejak 14 januari 2014 yang pada dasarnya adalah sanggar seni dan kebudayaan yang mentitik beratkan pada persoalanpersoalan kebudayaan yang mampir pada keseharian dalam hidup. Serta menekankan nilai kesenian dan kebudayaan yang hakikatnya banyak dibangun lewat diskusi kecil, workshop panggung dan hal yang berkaitan dengan kreatifitas.

Baca Juga:   ECHO Projek Solo Eko Dewo Rilis "F.Z.T.H"

 

Kendurikopi berasal dari pengertian kenduri itu sendiri yaitu sebuah tradisi berkumpul yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu yang biasanya diselingi dengan doa dan syukuran. Kopi sendiri disandingkan dengan kata kenduri adalah tak lain karena penggiatnya kebanyakan penyuka kopi dan rutin meminum kopi ketika berkumpul.

 

Sebagai sebuah komunitas yang ingin memberi manfaat, melalui aktifitasnya
komunitas ini berharap kedepannya tidak sekedar menjadi apresiasi khasanah dari komunitas-komunitas yang ada, tetapi Kendurikopi juga mampu menjadi bagian dari kantong kebudayaan di Sumatera Utara melalui proses panjang.

Baca Juga:   Wulan Guritno Gugat Sabdayagra Ahessa Sang Mantan Pacar

 

Serta sebagai wadah bagi orang-orang yang tidak akan pernah melunturkan
cita-citanya sebagai manusia yang sebenarnya.Sebagai wadah berkumpul. (SM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *