Mushola Al-Ikhlas Dirubuhkan Puluhan Preman Bayaran Suruhan Mafia Tanah

Mushola Al-Ikhlas dirubuhkan.(ist)
Mushola Al-Ikhlas dirubuhkan.(ist)

TajukRakyat.com,Tembung – Aksi anarkis dan arogan ditujukkan sekelompok preman diduga bayaran mafia tanah dengan merubuhkan rumah ibadah Umat Islam yakni Mushola Al-Ikhlas, Jumat (2/8/24) kemarin.

Lokasinya di Jalan Perjuangan Pasar 12 Tembung Desa Bandar Klippa Gang Yaohu, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deliserdang.

Sejumlah warga yang ditemui Sabtu (3/8) mengatakan sebelum mushola dirubuhkan, Jumat (2/8/24) sekira pukul 09.00 WIB, warga disibukan dengan kegiatannya masing-masing di sekitar rumahnya.

Tanpa diduga datang puluhan pria diduga preman suruhan mafia tanah ke areal mushola dengan membawa beberapa alat.

Selanjutnya para preman bayaran tersebut terus membongkar  mushola.

Sejumlah warga berusaha menghalangi, namun mereka (warga) justru mendapat ancaman hingga menjadi ketakutan.

Sekira pukul 16.00 WIB, mushola sudah rata dengan tanah.

Usai merubuhkan masjid para preman meninggalkan lokasi dan rencananya akan kembali ke lokasi untuk membongkar bangunan milik warga.

Baca Juga:   Ricuh Penertiban Bangunan di Jalan H Anif Sampali, Warga Curiga Ada Mafia Tanah

Salah seorang Tokoh Agama Ustadz M Bahruji Janas saat diwawancarai di lokasi mengaku kecewa dengan perbuatan para preman yang menindas masyarakat kecil dan secara terang-terangan membongkar musholah yang dijadikan tempat sholat bagi Umat Islam.

“Jumat siang sejumlah warga datang ke rumah saya memberitahukan ada sejumlah orang dengan sepihak mengklaim kalau mushola yang sudah berdiri selama 14 tahun di atas tanah seluas satu setengah hektar itu milik dia pribadi. Juga membuat kesepakatan sendiri tanpa bermusyawarah dengan warga setempat. Padahal yang mengklaim bukan warga setempat sehingga pembongkaran mushola tersebut,” terangnya.

Setelah mendengar laporan warga lanjut Ustadz M Bahruji Janas, dia dan warga langsung ke lokasi dan berusaha menghentikan pembongkaran mushola.

Baca Juga:   18 Anggota OKP Rusak 27 Rumah Kelompok Tani dan Usir Penghuninya

Namun kami (warga) dihadang para preman hingga sempat terjadi kericuhan.

“Para preman itu menenteng berbagai jenis senjata tajam sehingga masyarakat mundur dan hanya bisa menyaksikan mushola dibongkar hingga rata dengan tanah. Ada sekitar 70 kepala keluarga (KK) yang tinggal di atas lahan satu setengah hektar itu, dan mereka sholat di mushola tersebut. Namun sebagian bangunan rumah masyarakat sudah dirubuhkan oleh oknum preman bayaran,” jelasnya.

Ustadz yang juga Pemangku Adat Badan Perjuangan Rakyat Penunggu Indonesia (BPRPI) menambahkan masyarakat sudah tinggal di lahan garapan itu sejak 2010 dan 2011.

Bangunan masyarakat dirubuhkan lantaran para mafia tanah kabarnya akan membangun perumahan elit.

“Sebelumnya tidak ada sosialisasi dengan masyarakat tentang pembongkaran mushola dan bangunan rumah milik warga. Terkait ganti rugi yang dilakukan yakni dengan cara terlebih dahulu meneror dan menakut masyarakat, sehingga ganti rugi dengan harga sangat murah,” kata Ustadz M Bahruji.

Baca Juga:   Viral di Medsos, Anggota Ormas Minta Lahan Parkir

M Bahruji menyampaikan jika rumahnya juga dibangun di lahan garapan itu.

Selain tempat tinggal, juga dijadikan tempat majelis wirid dan zikir serta tempat belajar Al-Qur’an.

“Kabarnya rumah saya akan dibongkar preman suruhan mafia tanah itu. Namun saya bersama para jamaah dan masyarakat lainnya akan mempertahankannya, dibantu ormas islam,” ungkapnya.(*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *