TajukRakyat.com,- Badan Meteorologi Dunia (WMO) baru saja menyatakan, bahwa 2023 tercatat sebagai tahun terpanas sepanjang pengamatan instrumental.
Anomali suhu rata-rata global mencapai 1,40 derajat celcius di atas zaman pra industri.
Pada tahun 2023, terjadi rekor suhu global harian baru dan terjadi bencana heat wave ekstrem yang melanda berbagai kawasan di Asia dan Eropa.
Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan mengungkapkan, perubahan iklim memiliki dampak yang besar terhadap bumi dan seluruh makhluk hidup yang mendiaminya tanpa terkecuali.
Berbagai sektor, akan mengalami dampak yang sangat besar, utamanya sektor pertanian yang mengancam ketahanan pangan seluruh negara.
“Perubahan iklim menjadi tanggung jawab bersama. Karenanya perlu upaya bersama dan berkelanjutan untuk menahan lajunya dan mengurangi dampaknya,” ujarnya, dikutip TajukRakyat.com dari CNBC, Minggu (18/2/2024).
Senada disampaikan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati.
Kata Karnawati, suhu 1,40 derajat itu hampir menyentuh batas yang disepakati dalam Paris Agreement tahun 2015, bahwa dunia harus menahan laju pemanasan global pada angka 1,5 derajat Celcius.
Dari data yang ada, pemanasan global ini akibat peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer, dampak dari pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik industri yang tidak berkelanjutan, telah mendorong perubahan iklim pada kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Rekor iklim yang terjadi di tahun 2023 bukanlah kejadian acak atau kebetulan, melainkan tanda-tanda jelas dari pola yang lebih besar dan lebih mengkhawatirkan yaitu perubahan iklim yang semakin nyata,” kata Karnawati.
“Maka dari itu, perlu langkah atau gerak bersama seluruh komponen masyarakat, tidak hanya pemerintah, namun juga sektor swasta, akademisi, media, LSM, dan lain sebagainya,”imbuhnya.