TajukRakyat.com,- Sosok Connie Rahakundini Bakrie kembali menjadi sorotan, setelah dirinya menyebut bahwa Prabowo Subianto akan menjabat sebagai Presiden hanya 2 tahun jika terpilih nanti.
Tak pelak, statemen Connie itu pun menimbulkan kegaduhan.
“Saya bilang apa dulu, saya mau tanya emang Pak Prabowo ini bakal jadi presiden berapa lama? Ini menyampaikan Pak Rosan loh, duta besar kita, mantan, di Amerika. ‘Jadi rencananya dua tahun. Tiga tahun berikutnya diikuti oleh Gibran’,” kata Connie, dikutip dari video yang tengah viral, Senin (12/2/2024).
Adapun Rosan yang dimaksud Connie adalah Ketua TKN Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani.
Namun, pernyataan Connie itu dibantah Rosan.
Ia mengatakan, memang dirinya pernah bertemu Connie pada November 2023.
Hanya saja, statemen yang dilontarkan Conni soal jabatan Prabowo itu dinilainya cuma berandai-andai.
“Pernyataan yang dua tahun itu bukan datang dari saya, beliau mengatakan, ‘ini bagaimana kalau sudah dua tahun, atau kalau tiba-tiba Prabowo, saya ini orang intelijen, bisa saja Pak Prabowo diracun, bisa lebih cepat, itu gimana?’ Dia bilang begitu,” ujarnya dalam konferensi pers, Minggu (11/2).
“Saya bilang, ‘Bu, sudahlah, itu tidak pantas. Ya sudahlah, kita sih enggak ada pikiran seperti itu lah, janganlah’,” imbuhnya.
Rosan menambahkan dalam pertemuan itu, Connie justru meminta agar diberikan jabatan apabila Prabowo-Gibran terpilih menjadi prediksinya. Ia menyebut Connie meminta dijadikan wakil menteri luar negeri ataupun wakil menteri pertahanan.
“Saya bilang, ‘Bu, itu bukan domain saya, tetapi kalau Ibu bekerja untuk Pak Prabowo, mungkin ada pilihan lain, silakan disampaikan ke beliau,’,” ujarnya.
Meski begitu, Rosan mengklaim dirinya tidak mau menempuh jalur hukum atas pernyataan Connie. Dia hanya ingin menjelaskan hal itu ke masyarakat.
Sosok Connie Rahakundini
Connie Rahakundini Bakrie dikenal sebagai pakar atau pengamat militer di Indonesia.
Ia merupakan seorang akademisi.
Buah pikirannya pernah dirangkum dalam sebuah buku berjudul ‘Aku adalah peluru: Mahabbah Connie Rahakundini Bakrie dalam jejak peradaban maritim’.
Buku ini ditulis oleh Bara Pattyradja, seorang penyair dan sastrawan.
Sosok Connie yang lekat dengan dunia militer atau pertahanan keamanan ada dalam buku tersebut.
Pemikirannya mengenai sektor militer dan pertahanan keamanan sangat kental mewarnai buku ‘Aku adalah Peluru’, melansir kebudayaan.kemdikbud.go.id.
Sepanjang karirnya, Connie juga kerap melontarkan pandangan dan kritik tajam terhadap pemerintah.
Profil Connie Rahakundini Bakrie
Connie Rahakundini Bakrie memiliki nama asli Rahakundini Laspetrini.
Ia lahir di Bandung, 3 November 1964.
Dilansir dari Tribunnews.com, Connie Rahakundini Bakrie lahir dari seorang ibu bernama Ani Sekarningsih, berasal dari Tasikmalaya, Jawa Barat.
Ibu Connie merupakan seorang penulis, ahli tarot dan fotografer kenamaan.
Sementara ayah Connie adalah Bakri Arbie, seorang ahli nuklir Indonesia generasi kedua setelah Dr Baiquni yang berasal dari Desa Yosonegoro (Kampung Jawa Tondano) Gorontalo, Sulawesi, melansir Wikipedia.
Connie Bakrie merupakan istri dari Letnan Jenderal TNI (Purn) Djaja Suparman, seorang mantan perwira tinggi militer TNI Angkatan Darat berbintang tiga.
Letnan Jenderal TNI (Purn) Djaja Suparman sendiri pernah mengemban amanah sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad), dan orang pertama Suku Sunda yang menjabat Pangdam V/Brawijaya.
Sepak Terjang Connie
Pengetahuan Connie Rahakundini Bakrie yang luas kemudian membawanya terlibat dalam sejumlah agenda besar kenegaraan.
Ia tercatat pernah ikut serta dalam proses Perumusan kebijakan di DPR Komisi 1 dan DPRD, Kemenkopolhukam, Kemhan, Kemlu, Wantanas, Lemhanas, Wantipres dan Badan Intelijen Negara serta lainnya.
Connie dikenal sebagai Analis Pertahanan, Militer dan Intelejen serta penulis dari dua Buku penting terkait Militer Indonesia dan Pertahanan Negara (Defending Indonesia, 2009 dan Pembangunan Kekuatan & Postur Ideal TNI 2007).
Connie kerap menyampaikan paparan pemikiran di pentas pertemuan Internasional antara lain pada National Defense University (NDU), Washington D.C. Global Security Meeting di Bratislava, Slovakia, ASEM-EU Regional Security Architecture Meetings, Centre for Security Policy (CCSP), Switzerland.
Connie diketahui juga sebagai Dewan Pengawas Industri Pertahanan Swasta Nasional.
Ia menjadi salah satu dari 22 orang Future Leaders yang terpilih oleh Massachusetts Institute of Technology (MIT), Boston, USA, di Ideas Batch III.(**)