TajukRakyat.com,Sumut – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan perkembangan terbaru penanganan bencana di Sumatera Utara.
Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, menyampaikan bahwa terjadi peningkatan signifikan pada jumlah korban jiwa dan korban hilang berdasarkan data terbaru hasil operasi pencarian dan pertolongan di lapangan.
“Ini tentu saja ada pergerakan dari kondisi kemarin. Korban jiwa yang kemarin berjumlah 116 orang, sekarang menjadi 166 jiwa meninggal dunia. Artinya dalam satu hari ini bertambah 60 jiwa,” ujar Suharyanto dalam keterangan resminya, Sabtu 29 November 2025.
143 Orang Masih Hilang
Selain korban meninggal, BNPB juga mencatat 143 jiwa masih hilang dan terus dalam proses pencarian oleh tim gabungan.
Kondisi Pengungsian di Tiga Wilayah Terdampak
Suharyanto menjelaskan bahwa jumlah pengungsi juga mengalami perubahan, meski tidak signifikan di beberapa wilayah. Namun kondisi lapangan menunjukkan penanganan terus dilakukan secara intensif.
– Tapanuli Utara
Tidak terdapat penambahan pengungsi yang signifikan. Saat ini tercatat satu titik pengungsian dengan sekitar 600 kepala keluarga (KK) yang terdampak.
– Tapanuli Tengah
Menjadi wilayah dengan dampak bencana paling parah. Pengungsi terkonsentrasi di satu lokasi, yaitu GOR Tapanuli Tengah, dengan jumlah mencapai 1.100 KK.
– Tapanuli Selatan
-Pengungsi tersebar di 12 kecamatan, dengan total sekitar 4.661 KK yang terdampak dan membutuhkan bantuan.
– Sibolga (Belum terdata, akses darat putus)
– Humbang Hasundutan
Jumlah pengungsi 1.712 jiwa
– Mandailing Natal (Madina)
Jumlah pengungsi 1.378 jjwa
BNPB memastikan bahwa seluruh unsur Satgas gabungan Basarnas, TNI, Polri, BPBD, relawan, dan berbagai instansi terkai terus mempercepat pencarian korban dan distribusi bantuan untuk warga terdampak.(*)