TajukRakyat.com– Pasukan Houthi Yaman berhasil menembak drone MQ-9 Reaper milik Amerika Serikat (AS) di lepas pantai Taman.
Menurut laporan berbagai media, drone canggih seharga USD30 juta (lebih dari Rp 486 miliar) itu kemungkinan besar dilumpuhkan oleh rudal permukaan-ke-udara (SAM) buatan Iran ‘Taer-1’ / ‘Barq-1/2’.
Baru-baru ini mereka juga merilis video yang terkait dengan bagian-bagian pesawat tak berawak tersebut.
Kelompok Houthi mengatakan mereka menembak jatuh Predator dengan rudal darat ke udara, bagian dari serangkaian serangan baru minggu ini yang dilakukan.
Para pejabat di Pentagon, Komando Pusat AS dan Angkatan Udara AS tidak segera membalas permintaan komentar pada hari Sabtu atas rekaman Houthi.
Namun, CBS News pada hari Jumat waktu Amerika, mengutip seorang pejabat militer AS yang tidak disebutkan namanya yang mengakui bahwa sebuah pesawat tak berawak telah jatuh di Yaman.
Kelompok Houthi menggambarkan penembakan itu terjadi pada hari Kamis di markas mereka di provinsi Saada di negara itu.
Rekaman yang dirilis oleh kelompok Houthi termasuk apa yang mereka gambarkan sebagai peluncuran rudal yang menargetkan pesawat tak berawak, dengan seorang pria di luar kamera mengucapkan slogan Houthi setelah pesawat tersebut diserang.
Rekaman tersebut mencakup beberapa gambar close-up pada bagian-bagian drone yang menyertakan logo General Atomics, yang memproduksi drone, dan nomor seri yang sesuai dengan bagian-bagian yang diketahui dibuat oleh perusahaan tersebut.
Sejak Houthi merebut bagian utara negara itu dan ibu kotanya, Sanaa, pada tahun 2014, militer AS telah kehilangan setidaknya lima drone, termasuk penembakan pada hari Kamis – pada tahun 2017, 2019, 2023, dan tahun ini.
Reaper, yang masing-masing berharga sekitar 30 juta dolar, dapat terbang pada ketinggian hingga 50.000 kaki dan memiliki daya tahan hingga 24 jam sebelum harus mendarat.
Sebelumnya, AS telah kehilangan dua drone MQ-9 Reaper lainnya karena serangan Houthi—satu jatuh pada bulan November 2023 dan satu lagi hancur pada bulan Februari 2024.
Juru bicara kelompok Houthi Yahya Saree juga mengeklaim pada hari Sabtu bahwa pasukan kelompoknya telah menargetkan kapal minyak Inggris; Andromeda Star, di Laut Merah dengan rudal Angkatan Laut dan melakukan serangan langsung.
Militer AS telah mengonfirmasi bahwa Houthi telah menembakkan tiga rudal balistik anti-kapal di area tersebut ke berbagai sasaran dan merusak kapal Inggris.
“MV Andromeda Star melaporkan kerusakan kecil, namun tetap melanjutkan pelayarannya,” kata Komando Pusat (CENTCOM) AS dalam sebuah posting-an di X, menambahkan bahwa koalisi militer maritim tidak melaporkan adanya cedera atau kerusakan, sebagaima dilansir Reuters, Minggu (28/4/2024).
Kelompok Houthi, yang mengeklaim sebagai pemerintah sah Yaman, telah menyerang kapal-kapal yang berafiliasi dengan Israel di Laut Merah dan Teluk Aden sejak akhir Oktober sebagai tanggapan atas serangan Israel terhadap Gaza.
Para militan kelompok tersebut bersumpah untuk melanjutkan kampanye mereka sampai militer Zionis Israel menghentikan serangannya terhadap wilayah kantong Palestina.
Kelompok tersebut juga telah melakukan banyak serangan terhadap kapal-kapal yang terkait dengan pemilik atau operator di Inggris atau AS setelah serangan udara yang dilakukan negara-negara tersebut terhadap posisi Houthi.
Pada hari Rabu, para militan Houthi melaporkan telah menyerang kapal AS Maersk Yorktown dan kapal perang AS di Teluk Aden, serta kapal Israel MSC Veracruz di Samudra Hindia. “Kedua operasi mencapai tujuannya dengan sukses,” kata Saree dalam pernyataan yang disiarkan televisi.
Serangan tersebut kemudian dikonfirmasi oleh pihak berwenang Amerika, yang menyatakan bahwa pasukan koalisi pimpinan AS di lepas pantai Yaman telah menembak jatuh empat drone dan sebuah rudal anti-kapal yang diluncurkan oleh Houthi.(**)