Hukum Marah-marah saat Puasa Ramadan Menurut UAH

Ustaz Adi Hidayat
Ustaz Adi Hidayat

TajukRakyat.com,- Seseorang yang menjalankan ibadah puasa Ramadan kadang tak sadar marah-marah karena emosi.

Padahal, saat puasa Ramadan, kita diwanti-wanti agar selalu bersabar, dan jangan sampai marah-marah kepada orang lain.

Karena hal itu pula, banyak yang bertanya mengenai hukum marah-marah saat puasa Ramadan.

Apakah marah-marah saat puasa Ramadan bisa membatalkan puasa?

Berikut ini penjelasan Ustaz Adi Hidayat atau UAH dilansir melalui laman Instagram @ustadzadihidayat.

“Kan kalau Ramadhan ini kita tetep bekerja, tetep bertemu dengan orang banyak, kadang saya suka lupa untuk menahan emosi akhirnya suka nangis, terus suka kelepasan marah, nah apakah hal itu bisa membatalkan puasa saya atau hanya mengurangi pahala puasanya?

Baca Juga:   Hakim Soroti Honor Rp 3,1 M Febri Diansyah dari SYL

Dan kira-kira hal apa saja yang bisa membatalkan atau mengurangi pahala puasa?,” tanya seorang jemaah.

“Penting kita ketahui dari keterangan-keterangan Nabi Sholallahu’alaihiwasallam, ada dua jenis yang bisa mempengaruhi pahala puasa kita,” terang Ustaz Adi Hidayat.

“Hal pertama yang langsung bisa menggugurkan nilai puasanya disebut dengan segala hal yang membatalkan puasa, makan batal, sengaja minum batal, berhubungan seksual suami istri siang hari batal, wudhu misalnya nanti kumur-kumurnya pakai sirop batal,” jelas Ustaz Adi Hidayat.

“Yang kedua, ini yang harus sering antisipasi hal yang merusak pahala puasa, apa saja di antaranya langsung di kitabussiyam, Hadits Riwayat Al-Bukhari Bab tentang puasa nomor hadits yang pertama, Nabi Sholallahu’alaihiwasallam mengatakan jangan berkata-kata kotor, puasa itu perisai dari hal-hal yang tidak baik,” terangnya.

Baca Juga:   Pengedar Sabu Lembah Sunggal tak Berkutik saat Ditangkap

“Maka jika ada orang puasa jangan berkata-kata kotor, jangan berbuat yang tidak pantas itu dosa sih langsung nggak, cuman membuat orang lain berpeluang dosa,” tutur Ustaz Adi Hidayat.

“Misalnya teman-teman usia 40 tahun, tapi keluar komplek usia anak 4 tahun, putar-putar cuma orang berpikir tuh orang kenapa ya, berprasangka buruk pada kita, maka jika ada orang mencela, mengajak berselisih, dusta tidak sekaligus membatalkan puasa tapi mengurangi pahala,” tambahnya.

“Misal InsyaAllah kita puasa dapet pahala 100 persen, tapi ada orang yang saat bersamaan mencela saat puasa, cela dosanya 50 persen, berselisih 50 persen, dusta 100 persen, tambah gosip misalnya 100 lagi, malah nilainya berkurang bahkan minus,” tutur Ustaz Adi Hidayat.

Baca Juga:   Presiden Jokowi Terima Pengurus PWI Pusat Hasil Kongres di Bandung

“Tidak sedikit orang puasa tidak mendapatkan apapun dari puasanya kecuali lapar dan haus saja, hadits kudsi yang lain Allah tidak membutuhkan puasa seseorang yang memperbanyak dosa dalam puasanya,” terangnya.(**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *