Ibadah Haji Rukun Islam Kelima, Ini Ciri-ciri Haji Mabrur

Ilustrasi
Ilustrasi

TajukRakyat.com, – Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan oleh umat Muslim yang mampu secara fisik, mental, dan finansial, setidaknya sekali seumur hidup.

Haji adalah ziarah ke Kota Makkah, Arab Saudi, yang dilakukan pada bulan Dzulhijjah, mengikuti rangkaian ritual tertentu seperti tawaf (mengelilingi Ka’bah), sa’i (berlari-lari kecil antara bukit Safa dan Marwah), wukuf di Arafah, dan melempar jumrah.

Haji bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah, memohon ampunan, dan memperkuat ukhuwah Islamiyah.

Ritual ini mengenang perjuangan Nabi Ibrahim, Siti Hajar, dan Nabi Ismail.

Ciri-ciri haji mabrur menurut Rasulullah SAW yang paling dikenal dan sering dirujuk berdasarkan hadits adalah sebagai berikut:

– Santun dalam bertutur kata (thayyibul kalam): Orang yang mendapatkan predikat haji mabrur akan menunjukkan sikap santun, sopan, dan baik dalam berbicara, tidak kasar atau menyakiti orang lain.

– Menebarkan kedamaian (ifsya’us salam): Mereka yang haji mabrur selalu berusaha menyebarkan kedamaian, menghindari permusuhan, dan menjaga hubungan baik dengan sesama.

Baca Juga:   Raline Shah Dilantik Jadi Staf Khusus Menkomdigi, Ini Profilnya.......

– Memiliki kepedulian sosial, terutama mengenyangkan orang lapar (ith’amut tha’am): Haji mabrur juga ditandai dengan jiwa sosial yang tinggi, seperti memberi makan kepada orang yang membutuhkan dan berbuat kebaikan sosial lainnya.

Predikat haji mabrur sendiri adalah hak prerogatif Allah SWT, yang diberikan kepada hamba-Nya yang dikehendaki-Nya.

Namun, ciri-ciri tersebut menjadi tanda bahwa seseorang telah meraih haji yang diterima dan membawa perubahan positif dalam perilaku dan sosialnya setelah menunaikan ibadah haji.

Selain itu, dalam beberapa penjelasan juga disebutkan bahwa haji mabrur membawa perubahan dalam diri seseorang menjadi lebih zuhud, tidak tergoda oleh dunia, dan lebih mengutamakan kehidupan akhirat[6].

Hadits yang sering dikutip untuk menjelaskan ciri haji mabrur adalah riwayat dari Imam Ahmad dalam Musnad yang menyatakan ketika para sahabat bertanya, “Apa itu haji mabrur?” Rasulullah SAW menjawab, “Memberikan makanan dan menebarkan kedamaian”.

Baca Juga:   Pulang Kerja, Dani Gantung Diri di Samping Rumah : Diduga Stres Ditinggal Istri dan Anak

Dengan demikian, ciri-ciri haji mabrur dapat disimpulkan sebagai berikut:

– Santun dan baik dalam tutur kata
– Menebarkan kedamaian dan menjaga hubungan baik
– Memiliki kepedulian sosial tinggi, terutama membantu orang lapar

Ketiga ciri ini mencerminkan perubahan positif yang nyata pada pribadi dan lingkungan sosial seseorang setelah menjalankan ibadah haji dengan benar dan ikhlas.

Manfaat haji mabrur (haji yang diterima Allah) meliputi
– Pengampunan Dosa: Haji mabrur menghapus dosa-dosa sebelumnya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Barang siapa yang menunaikan haji tanpa melakukan rafats (perbuatan keji) dan kefasikan, maka ia kembali seperti bayi yang baru dilahirkan.” (HR. Bukhari-Muslim).

Mendekatkan Diri kepada Allah: Haji meningkatkan keimanan, ketakwaan, dan ketaatan kepada Allah melalui pelaksanaan ibadah yang penuh pengorbanan.
Pahala Besar: Haji mabrur dijanjikan balasan surga, sesuai sabda Rasulullah SAW:

“Haji mabrur tidak ada balasannya melainkan surga.” (HR. Bukhari-Muslim).

Baca Juga:   Suhu Panas di Madinah Capai 40 Derajat Celcius, Ini Imbauan untuk Jemaah Haji 

Melatih Kesabaran dan Keikhlasan: Proses haji yang penuh tantangan melatih kesabaran, ketabahan, dan keikhlasan dalam beribadah.

Memperkuat Ukhuwah Islamiyah: Haji mempertemukan umat Islam dari berbagai belahan dunia, mempererat persaudaraan dan solidaritas.

Pembentukan Akhlak Mulia: Haji mabrur mendorong perubahan positif dalam perilaku, seperti menjadi lebih rendah hati, dermawan, dan peduli terhadap sesama.

Keseimbangan Spiritual dan Sosial: Haji menggabungkan ibadah ritual (seperti tawaf dan wukuf) dengan nilai sosial (berbagi dan tolong-menolong), menciptakan keseimbangan dalam kehidupan seorang Muslim. Haji mabrur tercapai jika dilakukan dengan ikhlas, sesuai syariat, dan diikuti perubahan positif dalam kehidupan sehari-hari.(*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *