Tajukrakyat.com,- Iran memiliki sebuah kota bernama Isfahan atau Esfahan.
Wilayah ini merupakam pusat reaktor nuklir yang tengah dikembangkan Iran.
Tak heran, saat ini Israel menargetkan Kota Isfahan sebagai kawasan yang akan diledakkan.
Israel menilai, dengan meledakkan Kota Isfahan, maka akan melumpuhkan kekuatan Iran.
Namun, kota yang terletak sekitar 340 km selatan Teheran ini tidak mudah ditembus.
Mengutip CNN International, dilaporkan bahwa sistem pertahanan udara Iran diaktifkan di beberapa lokasi setelah tiga ledakan terdengar di dekat pangkalan udara militer besar dekat kota Isfahan di Iran.
Kantor berita Iran FARS mengatakan jet tempur ditempatkan di pangkalan udara dan radar militer mungkin menjadi sasarannya.
“Setelah aktivasi pertahanan udara di beberapa bagian negara untuk menghadapi beberapa kemungkinan sasaran, laporan menunjukkan bahwa sejauh ini, tidak ada laporan serangan atau ledakan skala besar yang disebabkan oleh ancaman udara,” menurut laporan media pemerintah Iran.
Isfahan, dianggap sebagai wilayah penting yang strategis dan rumah bagi beberapa situs nuklir Iran serta pangkalan udara militer utama negara tersebut.
Selain itu, situs nuklir Natanz, pusat program pengayaan uranium Iran, juga berada terletak di provinsi Isfahan.
Ini telah berulang kali menjadi sasaran dugaan serangan sabotase Israel, sehingga tak heran menjadi sasaran pasukan Zionis.
Meski begitu, setelah serangan Israel hari Jumat, televisi pemerintah menggambarkan semua lokasi di wilayah Isfahan tersebut sepenuhnya aman.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian mengatakan jika Israel benar-benar mengirim serangan ke wilayah di negaranya, Teheran tak akan segan-segan merespon dengan segera dan maksimal.
“Jika rezim Israel kembali melakukan petualangan dan mengambil tindakan yang bertentangan dengan kepentingan Iran, tanggapan kami selanjutnya akan segera dan pada tingkat maksimum,” kata Amir-Abdollahian.
Sementara itu, berbicara dari Misi Tetap Iran untuk PBB, Amir-Abdollahian mengatakan Iran dengan tulus berharap Israel tidak mengulangi “kesalahan besar sebelumnya,” merujuk pada serangan Israel di Damaskus.(**)