Jelang Imlek, Harga Kebutuhan Pangan di Sumut Masih Stabil

Ilustrasi kebutuhan pokok di pasar tradisional. Ist

TajukRakyat.com – Menjelang Hari Imlek, harga kebutuhan pangan seperti minyak goreng, gula pasir dan beras, masih relatif stabil di Sumatera Utara (Sumut).

Dari hasil pemantauan papan harga melalu PIHPS (pusat informasi harga pangan strategis), banyak kebutuhan masyarakat yang nyaris tidak mengalami perubahan selama bulan februari.

Rata-rata harga cabai merah masih bertahan dikisaran Rp 35 ribuan per Kg, cabai rawit Rp 39 ribu per Kg, daging ayam Rp 31 ribu per Kg, bawang merah diangka Rp 30.700 per Kg, bawang putih Rp 36.600 per Kg.

Baca Juga:   Jokowi Kumpulkan Sejumlah Menteri Setelah Nilai Tukar Rupiah Anjlok

“Beras bergerak dalam rentang Rp 13.850 hingga 14.850 per Kg (medium ke super), daging ayam Rp 31 ribu per Kg, daging sapi Rp 135 ribu per Kg, gula pasir Rp 17.600 per Kg, dan minyak goreng curah berada di level Rp 15.700 per Kg nya,” Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, Rabu (7/2/2024).

Ia menambahkan harga telur yang juga bertahan di angka yang sama Rp 1.600 per butir ukuran sedang, dan harga tomat yang turun dikisaran Rp 13 hingga 16 ribu per Kg. Secara keseluruhan harga kebutuhan pangan srategis di bulan februari bergerak stabil dan bahkan cenderung membentuk deflasi.

Baca Juga:   Senyum Bobby Nasution Saat Resmi Jadi Kader Gerindra, Siap Maju Calon Gubernur Sumut 2024

“Hari besar Imlek memang selama ini kerap tidak menjadi pemicu kenaikan harga sejumlah komoditas pangan strategis. Trennya setiap tahun kerap seperti itu, dan memiliki kecenderungan stabil untuk kinerja inflasi selama imlek,” ungkapnya.

Gunawan menilai pemerintah tidak perlu mengkuatirkan dampak dari perayaan Imlek terhadap pembentuka harga di pasar.

Hal ini dikarenakan bahwa jumlah masyarakat yang merayakan Imlek jauh lebih sedikit dibandingkan dengan masyarakat yang merayakan Ramadhan – Idul Fitri, atau masyarakat yang merayakan Natal dan tahun baru.

Baca Juga:   Pertamina Tekor Jika Subsidi Solar Terus Berlanjut

“Saya menilai belanja kampanye selama Januari – Februari ini justru lebih besar memberikan kontribusi perubahan harga, ketimbang perayaan Imlek itu sendiri,” tukasnya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *