TajukRakyat.com- Jika diibaratkan pohon, kejahatan Narkotika merupakan akarnya. Sedangkan kejahatan luar biasanya (extraordinary crime) lainnya seperti terorisme dan korupsi adalah cabang dan rantingnya.
“Sadar atau tidak Narkotika sudah menyerang sendi-sendi kehidupan kita. Bahkan anak sekolah dasar (SD) ada yang sudah terpapar Narkotika,” jelas Koordinator Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat (P2M) BNNP Sumut, Soritua Sihombing dalam Seminar Peran Pers Dalam Mencegah Dan Memberantas Peredaran Narkotika, Selasa (7/2) di Medan.
Dari data yang dihimpun BNN Sumut, lanjut Soritua, pada tahun 2021, Sumut menempati posisi teratas jumlah barang bukti dan tersangka terbanyak di Indonesia. Begitu juga dengan tingkat prevelensi pengunaan Narkotika, pada tahun 2019 Sumut juga nangkring di poisis teratas. “Menurut kami, akar permasalahan narkotika di Indonesia khususnya di Sumut adalah suply and demand. Kalau ini bisa dikendalikan angka peredaran dan penyalahgunaan narkotika juga bisa diatasi,” ungkapnya.
Kerja Dewan Pimpinan Pusat Pemerhati Jurnalisme Siber (DPP PJS) Mahmud Marhaba mengatakan, pers punya peran penting dalam upaya pencegahan dan pemberantasan Narkotika. Untuk itu, fungsi pers sebagai kontrol sosial menjadi modal dasar setiap wartawan dalam membantu aparat untuk mencegah dan memberantas Narkotika.
“Narkotika sudah menyusupi setiap lini kehidupan kita. Bukan saja masyarakat, oknum pejabat, aparat penegak hukum dan generasi muda seperti mahasiswa tak luput menjadi sasaran para bandar. Untuk itu pers sebagai kontrol sosial harus dapat menjalankan fungsinya sesuai kaidah-kaidah jurnalistik,” ungkapnya.
Sementara pembicara lainnya, Ahli Pers Sumut, Nurhalim Tanjung mengungkap, isu Narkotika menempati rating teratas dalam setiap pemberitaan selain seks dan kekerasan. Berita seputar pengungkapan dan pemberantasan Narkotika masih jadi isu favorit media. (SM)
