Prima Energy Bakal Sedot Minyak di Laut Natuna Dekat Malaysia

Prima Energy Northwest Natuna
Prima Energy Northwest Natuna

TajukRakyat.com,- Prima Energy Northwest Natuna Pte. Ltd. (PENN) berencana melakukan pengeboran di Blok Northwest Natuna, Laut Natuna.

Saat ini, PENN sudah mendapat persetujuan revisi Rencana Pengembangan atau Plan of Development (PoD) I untuk Lapangan Minyak Ande-Ande Lumut (AAL) dari Menteri ESDM Arifin Tasrif pada 5 Maret 2024.

CEO Prima Energy Northwest Natuna Pieters Utomo mengatakan, pihaknya akan terus berkomitmen mengembangkan Lapangan Minyak Ande-Ande Lumut hingga mencapai produksi perdananya pada akhir tahun 2026, dengan target produksi sebesar 20.000 barel per hari (bph).

Meski demikian, pengembangan Lapangan Minyak Ande-Ande Lumut ini mempunyai tantangan tersendiri. Sebab, selain faktor lokasi dan wilayah perbatasan, lapangan ini juga mempunyai karakteristik minyak berat yang tidak mudah diproduksikan.

Baca Juga:   Polda Sumut Tangkap Pedagang Satwa Ilegal, Burung Kakatua Indonesia Dijual Hingga ke Thailand

Lapangan Minyak Ande-Ande Lumut ini terletak di perairan Laut Natuna Barat, 20 km dari perbatasan Malaysia dan berjarak sekitar 260 km dari daratan terdekat (Matak, Anambas).

“Tantangan dari Lapangan Minyak AAL ini adalah berupa reservoir yang unconsolidated sand dan heavy oil, sehingga memerlukan pengeboran sumur horizontal yang panjang dan lower completion well yang khusus agar bisa membatasi produksi air dan pasir,” kata dia dalam keterangan tertulis, Kamis (28/3/2024).

Sementara itu, Deputi Eksplorasi, Pengembangan, dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas, Benny Lubiantara mengungkapkan Lapangan minyak AAL menjadi salah satu harapan untuk meningkatkan produksi minyak nasional, mengingat kebutuhan minyak terus meningkat.

“Lapangan AAL juga akan menjadi salah satu tulang punggung dalam upaya mencapai target produksi minyak 1 juta barel,” ujarnya.

Baca Juga:   Polisi Ringkus 4 Sindikat Gembong Narkoba dan Sita 20 Kg Sabu Diduga Asal Malaysia

Upaya mitigasi risiko berkaitan hal-hal tersebut dituangkan di dalam revisi PoD ini dimana pelaksanaan proyek dilakukan dalam dua tahap. Skenario fasilitas produksi menggunakan CPP (Central Production Platform) dan FSO (Floating, Storage, and Offloading).

Konsep ini merupakan perubahan dari konsep sebelumnya yang menggunakan WHP (Wellhead Platform) dan FPSO (Floating, Production, Storage, and Offloading). Tahap awal pengembangan AAL akan melibatkan pemasangan jaket platform dan pengeboran 7 (tujuh) sumur produksi horizontal untuk memproduksi minyak dari kedua lapisan (K dan G sand).

Sebagai informasi, penemuan Lapangan Minyak AAL dimulai dengan dilakukannya pemboran eksplorasi sebanyak 4 sumur.

Sumur pertama AAL-1X dibor pada tahun 2000, diikuti sumur AAL-2X dan AAL-3X pada tahun 2006, serta 1 sumur appraisal AAL-4X dibor pada tahun 2016.

Baca Juga:   Dua Helikopter di Malaysia Tabrakan, 10 Orang Tewas

Dari hasil DST (Drill Stem Tests) yang dilakukan sebesar 1.220 barel per hari (bph) minyak dengan 15° API di Lapisan K sand dan sebesar 800 bph dengan 12° API di lapisan G sand.

Lapangan Minyak AAL memiliki perkiraan volume in place sebesar 214 MMSTB (K and G2 sand) dan diperkirakan dapat memproduksi minyak sebesar 42,7 MMSTB.(**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *