Walikota Lepas Pawai Barongsai dan Naga Liong : Ini Rangkaian Perayaan Imlek

Pawai Barongsai dan Naga Liong.(ist)
Pawai Barongsai dan Naga Liong.(ist)

TajukRakyat.com,P. Siantar – Wali Kota Pematangsiantar dr Susanti Dewayani SpA bersama Forkopimda melepas Pawai Naga Liong dan Barongsai dalam memeriahkan Perayaan Cap Go Meh.

Pawai dilepas dari Lapangan Parkir Dekranasda, Jalan Merdeka, Rabu (12/2/25) malam.

Sebelum melepas pawai, dr Susanti menyambut baik dan mengapresiasi Pawai Barongsai dan Naga Liong untuk memeriahkan Perayaan Cap Go Meh di Kota Pematangsiantar.

dr Susanti menerangkan, Cap Go Meh merupakan rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek yang dilakukan setiap tanggal 15 bulan pertama penanggalan Tionghoa atau dua minggu setelah Tahun Baru Imlek.

Baca Juga:   Polsek Patumbak Tangkap Terduga Pembakar Mobil Warga, Tapi Pelaku Tidak Mengaku

“Cap Go Meh satu di antara tradisi budaya masyarakat Tionghoa yang sudah seharusnya dilestarikan dan dirayakan. Selain berkumpul dan makan bersama keluarga, Pawai Barongsai dan Naga Liong juga tak lepas dari perayaan Cap Go Meh,” sebut dr Susanti.

Masih kata dr Susanti, Pawai Barongsai dan Naga Liong identik dengan harapan agar di tahun yang baru kehidupan semakin baik, makmur, sehat, dan panjang umur.

“Pawai Barongsai dan Naga Liong di saat Cap Go Meh berperan sebagai cara atau ritual untuk menolak bala atau musibah yang akan datang. Sedangkan jika dilihat dari segi budayanya, tentu pagelaran ini memiliki nilai ekonomi dan dapat menarik minat wisatawan,” jelasnya.

Baca Juga:   Nekat Lawan Arah, Dua Pemotor Tewas Ditabrak Mobil BMW

Sementara itu, Sekretaris Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun Chandra SE mengatakan pada momentum ini akan ditampilkan Naga Liong dari Vihara Avalokitesvara, berkolaborasi dengan Polres Pematangsiantar.

“Ini kedua kalinya di Sumatera Utara ada kolaborasi dengan TNI dan Polri. Mari tetap kita pertahankan toleransi dengan malam terindah di Cap Go Meh,” sebutnya.

Ia berharap kegiatan ini tetap dapat mempertahankan toleransi di Kota Pematangsiantar.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *