TajukRakyat.com,Medan– Petugas Polres Pelabuhan Belawan akhirnya memamerkan wajah Rahmad Banurea ke hadapan publik.
Rahmad Banurea adalah tersangka utama pembunuh Umita (39), warga Desa Hamparan Perak, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara.
Pada 4 November 2023 lalu, Rahmad Banurea hendak membuang jasad Umita ke permukiman padat penduduk di Dusun VII A, Desa Manunggal, Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deliserdang.
Namun, aksinya ketahuan warga, hingga akhirnya pelaku kabur ke Pangkalan Kerinci, Provinsi Riau.
Setelah berupaya kabur, Rahmad akhirnya ditangkap.
Ia kemudian dihadiahi timah panas di kedua kakinya.
Karena tak bisa jalan, Rahmad pun kemudian digiring menggunakan kursi roda.
Saat dihadirkan dalam gelar pemaparan di Polres Pelabuhan Belawan, tersangka meringis kesakitan.
Dari amatan tajukrakyat.com, Rahmad yang menggunakan baju tahanan berwarna jingga beberapa kali terlihat memegang kakinya yang diperban.
Ia terlihat kesakitan saat kursi rodanya hendak diturunkan petugas dari anak tangga kantor Polres Pelabuhan Belawan.
Kepada awak media, Rahmad pun terang-terangan mengungkap kenapa dirinya nekat membunuh Umita.
Menurut Rahmad, ia dan Umita berstatus sebagai selingkuhan.
Umita sudah memiliki suami, yang juga merupakan rekan dari pada pelaku.
Sebelum pembunuhan terjadi, Rahmad dan Umita bertemu di kafe remang-remang yang ada di Jalan Datuk Rubiah, Kelurahan Rengas Pulau, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan.
Di sana, pelaku dan korban sempat melakukan persetubuhan.
Usai bersenggama, pelaku mengajak korban untuk pulang.
Namun, korban tidak mau dengan alasan ingin menemani rekannya untuk menemui seorang pria.
Karena kesal, Rahmad kemudian mencekik korban hingga kehilangan nyawa.
”Saya membunuhnya karena sakit hati. Dia tidak mau diajak pulang,” kata Rahmad, Minggu (19/11/2023).
Selain itu, Rahmad juga kesal lantaran uangnya berjumlah Rp 28 juta tak kunjung dipulangkan korban.
Uang tersebut merupakan hasil penjualan rumah milik Rahmad.
“Saya jual rumah Rp 95 juta. Lalu uangnya dipakai sekitar Rp 28 juta untuk usaha beras,” kata pria yang bekerja sebagai mekanik motor ini.
Selain itu, ia merasa dendam lantaran selama ini dirinya tidak diterima oleh keluarga korban.
Atas hal itu, Rahmad pun kemudian menghabisi selingkuhannya itu.
Namun, usai membunuh korban, Rahmad panik.
Ia bingung hendak membawa korban kemana.
Saat itu, ia sempat akan membawa jenazah korban ke rumah kerabatnya di Desa Manunggal.
Sayangnya, warga menolak kehadiran Rahmad.
Setelah itu, Rahmad pun membawa jenazah korban ke rumahnya.
Sampai di rumah korban, Rahmad berdalih bahwa Umita tewas kecelakaan.
Padahal, dia lah yang sudah membunuh Umita.
Karena panik takut ditangkap, Rahmad kemudian lari ke Pangkalan Kerinci.
Sayangnya, pelarian itu harus berakhir, dan pelaku ditangkap serta ditembak polisi.(arch)