Asam Lambung Sering Kambuh, Ini Dia Penyebabnya

Ilustrasi
Ilustrasi

TajukRakyat.com, – Asam lambung merupakan cairan pencernaan yang diproduksi oleh kelenjar di dinding lambung, terutama terdiri dari asam klorida (HCl), enzim pencernaan seperti pepsin, dan lendir.

Fungsinya adalah membantu mencerna makanan, terutama protein, dan membunuh bakteri atau mikroorganisme berbahaya yang masuk bersama makanan.

Namun, istilah “asam lambung” sering digunakan dalam konteks medis untuk merujuk pada kondisi ketika asam ini menyebabkan masalah.

Seperti, refluks asam lambung (GERD) yakni jika asam lambung naik kembali ke kerongkongan karena katup antara lambung dan kerongkongan (LES) melemah, menyebabkan gejala seperti heartburn (sensasi terbakar di dada), mulut pahit, atau kesulitan menelan.

Kemudian gastritis (peradangan lambung) atau tukak lambung, yang bisa dipicu oleh produksi asam berlebih, infeksi bakteri (Helicobacter pylori), atau faktor lain.

Gejala peradangan lambung antara lain rasa mual yang terus-menerus, kadang disertai muntah. Muntahan bisa berisi makanan, cairan bening, atau dalam kasus parah, darah (tanda perdarahan lambung).

Baca Juga:   Link Twibbon Natal 2023 yang Bisa Kamu Gunakan

Kemudian, perut terasa kembung, penuh gas, atau sering bersendawa.

Serta, merasa cepat kenyang atau tidak ingin makan karena ketidaknyamanan di lambung.

Asam lambung kambuh (biasanya terkait dengan GERD atau refluks asam lambung) bisa dipicu oleh berbagai faktor.

Berikut adalah penyebab utama yang perlu diwaspadai:
1. Pola Makan Tidak Sehat
– Makanan Pemicu: Makanan pedas, asam (jeruk, tomat), berlemak, cokelat, kafein, atau minuman berkarbonasi bisa memicu kenaikan asam lambung.

– Makan Berlebihan: Porsi besar atau makan terlalu cepat bisa menekan lambung dan mendorong asam naik ke kerongkongan.

– Makan Larut Malam : Makan dekat waktu tidur meningkatkan risiko refluks karena posisi berbaring memudahkan asam lambung naik.

2. Kebiasaan Buruk
– Merokok: Nikotin melemahkan katup antara lambung dan kerongkongan (LES), memicu refluks.

– Konsumsi Alkohol: Alkohol mengiritasi lambung dan melemahkan LES.
Berbaring Setelah Makan: Ini memungkinkan asam lambung mengalir kembali ke kerongkongan.

3. Faktor Fisik dan Medis
– Obesitas: Tekanan berlebih pada perut akibat kelebihan berat badan bisa mendorong asam lambung naik.

Baca Juga:   5 Kurir Goll, 46 Kg Ganja Disita Sat Narkoba Polrestabes Medan

– Kehamilan: Perubahan hormon dan tekanan dari rahim bisa memicu refluks.

– Hernia Hiatal: Kondisi ketika bagian lambung menonjol ke diafragma, memudahkan refluks.

– Obat-obatan: Beberapa obat seperti ibuprofen, aspirin, atau obat relaksasi otot bisa memicu asam lambung.

4. Stres dan Kecemasan
Stres tidak langsung menyebabkan asam lambung, tapi bisa memperburuk gejala dengan meningkatkan produksi asam atau membuat seseorang lebih sensitif terhadap gejala.

5. Gangguan Pencernaan Lain
Infeksi bakteri Helicobacter pylori atau gangguan seperti gastroparesis bisa memengaruhi fungsi lambung dan memicu kambuh.

Tips Pencegahan:
– Makan porsi kecil dan teratur. Hindari pemicu makanan dan minuman tertentu.

– Jaga berat badan ideal.
Tidur dengan posisi kepala lebih tinggi.
Kelola stres dengan relaksasi atau olahraga ringan.

Konsultasi dokter jika gejala sering kambuh, untuk pemeriksaan lebih lanjut atau pengobatan seperti antasida, PPI, atau terapi lainnya.

Baca Juga:   Tips Hemat Belanja Imlek 2025

Jika gejala disertai nyeri hebat, sulit menelan, atau penurunan berat badan tanpa sebab, segera periksakan diri, karena bisa jadi tanda komplikasi serius.

Menjaga kesehatan lambung sangat penting karena lambung adalah organ kunci dalam sistem pencernaan yang memengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Lambung mencerna makanan, terutama protein, dengan asam lambung dan enzim seperti pepsin. Lambung yang sehat memastikan nutrisi diserap dengan baik, mendukung energi dan pertumbuhan.

Lambung yang sehat mendukung keseimbangan bakteri baik di usus, yang penting untuk pencernaan, kekebalan, dan kesehatan mental.

Dengan menjaga kesehatan lambung, Anda mendukung kualitas hidup yang lebih baik dan mencegah masalah kesehatan jangka panjang.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *