Guru Besar UI Sebut Pilpres Kali Ini Rasa Petahana

ILUSTRASI kertas suara pemilu
ILUSTRASI kertas suara pemilu

TajukRakyat.com,- Guru Besar Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI), Lili Romli, mengatakan bahwa pemilihan presiden kali ini rasa petahana.

Hal itu disampaikan Lili lantaran adanya ‘Jokowi Effect’ yang turut mempengaruhi rating Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Menurut Peneliti Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) ini, sosok Jokowi menjadi kunci kemenangan Prabowo-Gibran pada Pemilu 2024.

“Karena memang di dalamnya ada Gibran, anak sulung Jokowi. Maka saya sering katakan Pipres kali ini rasa petahana,” kata Lili, dikutip dari Kompas.com, Kamis (15/2/2024).

Lili mengatakan, atmosfer kompetitor melawan petahana sangat terasa.

Ia mengatakan, faktor lain keunggulan Prabowo dalam Pilpres kali ini karena mantan Danjen Kopassus itu mengubah gaya kampanyenya.

Selama ini, Prabowo dikenal masyarakat sebagai sosok yang tempramental.

Namun, kini Prabowo justru mendapat julukan baru, yakni ‘Capres Gemoy’.

Baca Juga:   Cekcok Masalah Akses Jalan, Pria di Samosir Dibunuh Tetangga

Tidak cukup sampai disitu, Prabowo juga lekat dengan gaya jogetnya, yang kemudian ditiru banyak pendukungnya.

“Yang dulu sebelumnya marah-marah, sekarang dengan ‘gemoy‘-nya berjoged dan bayak gimik sehingga menarik perhatian muda,” ucap Lili.

Gaya kampanye itu, ucap Lili, sangat bisa dicerna oleh masyarakat.

Selain itu, menurut Lili, Paslon 02 cenderung menawarkan hal yang tidak muluk-muluk dan tidak tinggi-tinggi.

“(Kampanye) paslon 01 dan 03 cenderung membuat orang berkerut ketika mendengarkan, tapi ini mereka (Prabowo-Gibran) mengajak ‘ayo makan gratis’. Mereka akan langsung pahami,” ucap Lili.

Menurut Lili, faktor kampanye dengan menjanjikan kebijakan yang populis itu kenyataannya memang selalu disukai oleh pemilih. Strategi ini bahkan juga terjadi di banyak negara.

Partai Kalah Jangan Tergiur Bergabung

Lili Romli berpendapat, bahwa partai yang kalah dalam Pemilu 2024 sebaiknya jangan tergiur untuk bergabung.

Baca Juga:   Gerak Cepat Sat Reskrim, Perampok Salon Berpistol Ditangkap, Satu Ditembak Mati

Tujuannya, agar ada kontrol dari pihak opisisi.

Jika tidak ada partai yang menjadi opisisi, dikhawatirkan demokrasi di Indonesia akan hilang.

“Kalau tidak, saya khawatir akan terjadi, ‘selamat tinggal demokrasi dan selamat datang dinasti’. Saya harap parpol yang kalah ini jangan bergabung dengan pemenang,” ucap Lili.

Sebagai informasi, pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sementara unggul 58,73 persen hitung cepat (quick count) versi Litbang Kompas, Rabu (14/2/2024).

Data itu didapat dari hitung cepat Litbang Kompas pada Rabu malam pukul 21.21 WIB.

Sementara itu, pasangan nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mendapat 25,10 persen suara.

Kemudian pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD mendapatkan 16,17 persen suara.

Perolehan suara tersebut diperoleh dari data penghitungan yang masuk 88,45 persen, yang didapat dari total 2.000 TPS sampel.

Baca Juga:   Sebulan Menghilang, Nenek Sarinyem Ditemukan Sudah Jadi Rangka

Quick count Litbang Kompas dalam Pemilu 2024 menggunakan metodologi stratified random sampling dan memiliki margin of error sebesar 1 persen.

Quick count ini dibiayai secara mandiri oleh Harian Kompas.

Hasil quick count ini bukanlah hasil resmi. Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan melakukan rekapitulasi suara secara berjenjang dari Kamis (15/2/ 2024) hingga Rabu (20/3/2024).

Penetapan hasil Pemilu dilakukan paling lambat 3 hari setelah memperoleh surat pemberitahuan atau putusan dari Mahkamah Konstitusi (MK).(**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *