Ini Alasan Prabowo Subianto Gabung ke Kubu Jokowi

Presiden Jokowi bersama dengan Prabowo dan Ganjar Pranowo. Instagram
Presiden Jokowi bersama dengan Prabowo dan Ganjar Pranowo. Instagram

TajukRakyat.com,- Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto mengungkap alasan dirinya bergabung ke Presiden Joko Widodo atau Jokowi setelah kalah dalam Pilpres 2019.

Menurut Prabowo, langkah bergabung dengan Jokowi karena dirinya merupakan seorang prajurit yang harus menghargai lawan kuatnya.

“Anda lihat Indonesia mencintai saat orang merasa sedih. tapi satu hal yang saya pelajari sebagai mantan prajurit kita respect strong opponent. Itu adalah unique psychology and culture real warrior, real knight saat kita menghadapi strong opponenet kita menghormatinya apalagi setelah dia mengalahkan kita dan kita mencoba belajar apa yang menyebabkan saya dikalahkan,” papar Prabowo dalam Mandiri Investment Forum, Selasa (5/3/2024).

Baca Juga:   Harga Emas Antam Hari Ini Turun Tipis

Dia pun teringat nasihat lawas, yakni: “if you can’t beat him, why don’t you joint him.”

“Ketika dia (Jokowi) datang menawarkan dan minta mengudang kita untuk join itu pilihan yang tidak mudah, banyak pendukung dekat saya marah. Saya sudah terjual katanya, tapi akhirnya pada masa-masa awal, elemen values Presiden Jokowi yang perjuangkan, sama valuenya dengan apa yang saya perjuangkan,” ungkapnya.

Jika demikian, dia menilai kenapa tidak dikombinasikan untuk kebaikan rakyat. Prabowo mengungkapkan Presiden Joko Widodo fokusnya ke masyarakat miskin dan lemah.

Baca Juga:   Terlibat Pungli, 76 PNS KPK Cuma Dijatuhi Sanksi Disiplin

“Itu fokus saya juga selama saya menjadi tentara. TNI itu tentara rakyat, banyak orang barat tidak paham ini,” katanya.

Hal ini, katanya, menjadi alasan dirinya bergabung dalam kubu Jokowi. Dari pengalamannya, banyak hal yang dipelajari Prabowo dari Jokowi.

“Proses saya gabung dengannya banyak yang saya pelajari, mekanisme policy dia. Policy dia (Jokowi) apa yang kita kenal dengan istilah keberpihakan, taking sights in every policy, we had to ask sisi siapa kita berpihak, dan menurut saya keberpihakannya adalah must defend the weakest element and the poorest element,” ungkapnya.(**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *