Kompolnas Minta Seluruh Polisi Pakai Body Camera Pascakematian Afif di Padang

ILUSTRASI Petugas kepolisian saat apel siaga
ILUSTRASI Petugas kepolisian saat apel siaga

TajukRakyat.com,- Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) meminta Mabes Polri segera menyediakan fasilitas body camera atau biasa disebut bodycam untuk digunakan oleh seluruh anggota yang bertugas di lapangan.

Hal itu disampaikan Komisioner Kompolnas Poengky Indarti.

Ia mengatakan, permintaan itu kembali diajukan pihaknya buntut kasus dugaan penganiayaan oleh anggota Sabhara Polda Sumatera Barat terhadap siswa SMP Afif Maulana hingga tewas.

“Kompolnas sudah sejak lama merekomendasikan penggunaan body camera kepada seluruh anggota Polri yang bertugas di lapangan,” ujarnya kepada wartawan, dikutip TajukRakyat.com dari CNN Indonesia, Rabu (26/6/2024).

Menurut Poengky pemasangan body camera pada setiap anggota yang bertugas di lapangan akan efektif untuk menekan potensi pelanggaran etik hingga pidana.

Baca Juga:   Pencari Makanan Ternak Tewas Digilas Truk di Jalan Kapten Sumarsono

Melalui penggunaan body camera, seluruh pimpinan juga dapat mengevaluasi kinerja anggota di lapangan termasuk untuk meningkatkan profesionalitas saat bertugas.

“Sehingga penggunaan body camera tersebut merupakan bentuk pengawasan sekaligus pertanggungjawaban profesionalitas anggota,” tuturnya.

Berkaca pada kasus Afif, Poengky menyebut penggunaan body camera juga bermanfaat untuk memeriksa dugaan pelanggaran oleh anggota saat bertugas.

“Kompolnas berharap dengan kasus ini, Polda Sumbar dapat mempertimbangkan penggunaan body camera bagi anggota yang bertugas di lapangan,” tuturnya.

Baca Juga:   Siskaeee dan 10 Pameran Lainnya Tersangka Kasus Film Porno

Sebelumnya, seorang siswa SMP berusia 13 tahun, Afif Maulana (AM), ditemukan tewas dengan kondisi luka lebam di bawah jembatan Batang Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat, pada Minggu (9/6) siang.

LBH Padang menduga korban meninggal dunia karena disiksa anggota Sabhara Polda Sumbar yang sedang melakukan patroli pencegahan tawuran.

LBH juga menyebut ada beberapa remaja lain yang mendapatkan siksaan.

Sementara itu Kapolda Sumatera Barat Irjen Suharyono membantah dugaan penyiksaan yang dilakukan anggota Sabhara terhadap Afif.

Ia mengatakan dari keterangan saksi yang memboncengi Afif, korban justru diduga terjun ke sungai lantaran ingin menghindari petugas saat ada pengamanan aksi tawuran.

Baca Juga:   Kasus Penikaman di Sydney, WNI Diimbau Hindari Keramaian

“Saat terjadi pengejaran itu, ada upaya (korban) melompat dari motor ke sungai. Ini merupakan kesaksian teman korban yang bernama Adit saat kita periksa,” ujarnya kepada wartawan, dikutip Senin (24/6/2024).(**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *