PBB Murka Terhadap Israel, 196 Pekerja Bantuan Kemanusiaan Tewas

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres

TajukRakyat.com,- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) murka terhadap Israel, karena akibat serangan tentara Zonis itu ke Palestina, sedikitnya 196 pekerja bantuan kemanusian tewas.

Atas peristiwa ini, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres memerintahkan agar segera dilakukan penyelidikan dan memerintahkan peningkatan akses bantuan di Jalur Gaza, Palestina.

Dikutip TajukRakyat.com dari CNBC yang dilansir dari Reuters, Guterres mengungkapkan bahwa ia berharap Negeri Yahudi itu segera memaksimalkan pembukaan akses bantuan bagi para korban di Gaza selama serangan Israel di Tanah Palestina.

Terlebih, saat pasukan Netanyahu kembali melakukan serangan dan menewaskan pekerja bantuan kemanusiaan.

Sebelumnya, Israel melakukan tiga serangan udara yang menewaskan tujuh orang pekerja badan amal pangan dari World Central Kitchen, Senin (1/4/2024) lalu.

Berkaitan dengan hal tersebut, Militer Israel mengaku bahwa hasil penyelidikannya menemukan adanya kesalahan serius dan pelanggaran prosedur terhadap kelompok bantuan di Gaza.

“Pemerintah Israel telah mengakui kesalahannya. Namun, permasalahan utamanya bukan siapa yang melakukan kesalahan, tetapi strategi dan prosedur militer yang memungkinkan kesalahan tersebut terjadi berulang kali,” kata Guterres, dikutip Sabtu (6/4/2024).

Baca Juga:   Polda Sumut Tes Urine Pilot dan Awak Maskapai di Bandara Kualanamu

“Memperbaiki kegagalan tersebut memerlukan investigasi independen dan perubahan yang berarti dan terukur di lapangan. 196 pekerja kemanusiaan telah terbunuh dan kami ingin mengetahui mengapa mereka masing-masing terbunuh,” lanjutnya tanpa menyebut siapa saja pihak yang akan menginvestigasi.

Seiring dengan tewasnya 196 pekerja kemanusiaan di Gaza, Duta Besar Inggris untuk PBB, Barbara Woodward menegaskan bahwa para pekerja bantuan sosial dilarang menjadi sasaran serangan.

Selain itu, ia juga menuntut Israel untuk melalukan perlindungan.

“Israel harus berbuat lebih banyak untuk melindungi dan menjamin keselamatan mereka sehingga bantuan kemanusiaan untuk menyelamatkan nyawa dapat terpenuhi,” ujar Woodward.

PBB Buka Suara Soal Tentara Israel Gunakan AI

Selain itu, Guterres turut menyoroti dengan laporan bahwa militer Israel menggunakan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) untuk mengidentifikasi sasaran pengeboman di Gaza.

Berkaitan dengan hal ini, militer Israel menyangkal laporan tersebut.

“Tidak ada bagian dari keputusan hidup dan mati yang berdampak pada seluruh keluarga yang harus didelegasikan ke perhitungan algoritma,” kata Guterres.

Baca Juga:   Mantan Anggota DPRD Langkat Ditembak Mati, Polisi Bentuk Tim Khusus

“Selama enam bulan terakhir, kampanye militer Israel telah menyebabkan kematian dan kehancuran tanpa henti bagi warga Palestina di Gaza. Kehidupan hancur. Penghormatan terhadap hukum humaniter internasional hancur,” sambungnya.

Menurut laporan Reuters yang sama, Dewan Keamanan PBB melakukan pertemuan pada Jumat (5/4/2024) untuk membahas kelaparan yang akan terjadi di Gaza dan serangan terhadap pekerja bantuan.

Dalam menggambarkan krisis di Gaza, Duta Besar Slovenia untuk PBB, Samuel Zbogar mengatakan bahwa seluruh anggota Dewan Keamanan PBB akan menjadi korban kelaparan jika menjadi pengungsi di Gaza, terutama di bagian utara.

“10 dari kami (total 15 orang) akan melewati hari dan malam tanpa makan. Setengah dari kami sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan,” ujar Zbogar.

Sementara itu, pejabat senior bantuan PBB, Ramesh Rajasingham meminta semua negara untuk membantu menghentikan pelanggaran hukum kemanusiaan yang dilakukan Israel “melalui tekanan diplomatik dan ekonomi, mengkondisikan ekspor senjata berdasarkan kepatuhan terhadap aturan perang, dan kerja sama dalam memerangi impunitas.”

Baca Juga:   Dua Pria Disergap saat Transaksi Narkoba di Perairan Aceh, Dua Karung Berisi Sabu Ditemukan

Sementara itu, Israel dilaporkan telah menyetujui pembukaan kembali penyeberangan Erez ke Gaza utara dan penggunaan sementara pelabuhan Ashdod di Israel bagian selatan.

Hal tersebut dilakukan setelah Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden menuntut langkah-langkah untuk meringankan krisis kemanusiaan di Gaza dengan mengatakan bahwa dukungan AS terhadap Israel dapat dikenakan syarat jika mereka tidak bertindak.

Sebagai informasi, Guterres mengungkapkan lebih dari satu juta orang di Gaza menghadapi “bencana kelaparan”.

Selain itu, banyak anak-anak di Gaza yang terancam tewas akibat kekurangan makanan dan air.

Sementara itu, Reuters melaporkan bahwa berdasarkan data Kementerian Kesehatan Gaza, sebanyak lebih dari 33 ribu orang tewas terbunuh selama serangan Israel di Palestina.(**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *