Tiga Eks Pejabat RSUP Adam Malik Didakwa Korupsi Rp 8 Miliar

Pengadilan Tipikor.(ist)
Pengadilan Tipikor.(ist)

TajukRakyat.com,Medan – Tiga eks pejabat RSUP Adam Malik, Senin (1/7/2024) mulai diadili di Pengadilan Tipikor Medan.

Ketiganya didakwa korupsi dana pengelolaan keuangan pada Badan Layanan Umum (BLU RSUP Adam Malik Medan yang merugikan negara Rp 8 miliar.

Ketiga terdakwa itu, Bambang Prabowo selaku mantan Direktur Utama (Dirut), mantan Direktur Keuangan (Dirkeu), Mangapul Bakara, dan mantan Bendahara Pengeluaran, Ardiansyah Daulay.

Jaksa Penuntut Umum (JPU)  Suryanta Desy Christiani dalam surat dakwaanya menjelaskan perbuatan ketiga terdakwa melanggar Pasal 2 dan 3 ayat (1) Jo. Pasal 18 Undang-Undang (UU) No. 31 Tahun 1999 yang telah diubah menjadi UU No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tipikor Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Menurut JPU terdakwa Bambang dan Mangapul menyetujui pembayaran kepada pihak ketiga secara tunai.

Baca Juga:   KPK Sita Kantor Partai Nasdem di Labuhanbatu Beserta PKS

Bambang dan Mangapul juga menandatangani pengeluaran dalam Buku Kas Umum (BKU), akan tetapi tidak dibayarkan oleh terdakwa Ardiansyah Daulay kepada pihak ketiga senilai Rp 3.010.459.167

Kemudian, lanjut Jaksa, Bambang dan Mangapul memerintahkan serta menandatangani pembelanjaan di luar dari Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) BLU tahun 2018 dalam rangka persiapan akreditasi Joint Commission International (JCI) dan Kelas Rawat Inap Standar (KRIS).

“Bambang bertanggung jawab atas pengeluaran dana BLU dan memerintahkan terdakwa Ardiansyah untuk menandatangani cek atau giro Bank Bukopin, walaupun Ardiansyah sudah tidak menjabat lagi sebagai Bendahara Pengeluaran BLU,” tambah Desy.

Tak hanya itu, kata Desy, Bambang dan Mangapul juga menerima fasilitas untuk kepentingan pribadi dari terdakwa Ardiansyah yang berasal dari dana BLU dan pungutan pajak yang tidak disetor.

Baca Juga:   Kasus Pembakaran Deni Pratama, Djonggi Simorangkir Minta Polisi Harus Terbuka dan Terbitkan DPO

“Bambang dan Mangapul tidak melakukan pengawasan terhadap uang persediaan yang melebihi dari ketentuan dilakukan oleh terdakwa Ardiansyah,” sebut JPU pada Kejaksaan Negeri (Kejari) Medan itu.

Dijelaskan Jaksa, terdakwa Ardiansyah melakukan pembayaran kepada pihak ketiga secara tunai. Ardiansyah pun mencatat pengeluaran dalam BKU, akan tetapi tidak membayarkan kepada pihak ketiga senilai Rp3.010.459.167

“Ardiansyah telah memotong PPN, tapi tidak menyetorkan ke kas negara. Ardiansyah telah memotong PPh 21 dan PPh 23 tahun 2018, tapi tidak menyetorkan ke kas negara senilai Rp5.048.996.036 ,” jelas JPU seperti dikutip tajukrakyat.com dari OpungNews.

Dijelaskan Jaksa, Ardiansyah mengusulkan pembelian barang untuk kepentingan pribadi terdakwa Bambang Prabowo dan terdakwa Mangapul Bakara atas perintah terdakwa Mangapul Bakara.

“Ardiansyah melakukan pembelian barang untuk kepentingan pribadi terdakwa Bambang Prabowo dan terdakwa Mangapul Bakara,” terang JPU Desy.

Baca Juga:   Pria yang Lompat ke Bendungan Sei Wampu Langkat Ditemukan Tewas

Atas perbuatan tersebut, dibeberkan Jaksa, ketiga terdakwa telah memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi sebesar Rp8.059.455.203.

“Yang merugikan keuangan negara sebesar Rp8.059.455.203 atau setidak-tidaknya sekitar jumlah tersebut sebagaimana laporan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI,” bebernya.

Untuk mendengar eksepsi dari tiga terdakwa, sidang dipimpin Hakim Murniati dilanjutkan Jumat 5 Juli mendatang (*)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *