Umi Pipik Ingatkan Puasa Jangan Hanya Menahan Lapar dan Haus Semata

Umi Pipik.(Ist)
Umi Pipik.(Ist)

TajukRakyat.com,Jakarta – Jelang datangnya Ramadhan, bulan yang penuh ampunan, Umi Pipik mengingatkan umat Muslim jangan sampai ibadah puasa yang dijalani hanya menahan lapar dan haus minus pahala.

Istri almarhum ustaz Jefri Al Buchori kemudian menyebut ada beberapa tipe orang puasa yang bakal kehilangan pahala.

Pertama, gagal menghentikan sejumlah aktivitas yang membatalkan puasa.

Satu, ketika dia berpuasa tetapi tidak mengurangi bahkan menyetop hal-hal yang membatalkan pahala puasa.

“Seperti bergunjing, membicarakan orang, mengadu domba, bohong ketika bicara, bersumpah palsu,” kata Umi Pipik.

Dalam sesi wawancara khusus dengan Showbiz Liputan6.com di Jakarta, baru-baru ini, mereka yang gagal menjaga lisan tak mendapat pahala puasa.

Baca Juga:   Jangan Kaget! Pemerintah akan Sebar SMS ke Para Pemain Judi Online

Dia hanya dapat lapar dan haus semata.

“Lalu yang kedua, orang yang berpuasa tapi di hatinya ria,” ulasnya.

Yang ketiga, orang-orang yang berpuasa namun berbukanya dengan sesuatu yang haram padahal kondisi sedang baik-baik saja.

Terakhir namun tak kalah penting, Umi Pipik mengingatkan bahwa motivasi puasa semestinya karena Tuhan Yang Mahaesa.

Bukan yang lain seperti diet biar kurus atau malah “balas dendam.”

Balas dendam yang dimaksud, melampiaskan hasrat bersantap saat berbuka puasa mentang-mentang seharian enggak makan dan minum.

Baca Juga:   Tips Hindari Asam Lambung Naik saat Puasa

Padahal, esensi makan adalah menahan hawa nafsu.

“Lalu, orang yang berpuasa tapi niatnya bukan karena Allah. Ingin niatnya diet atau balas dendam. Setelah lapar seharian begitu melihat banyak makanan jadi lapar mata. Semua dikumpulkan di meja makan dan dilahap,” urai Umi Pipik.

Yang terjadi setelah kalap makan saat berbuka biasanya kekenyangan.

“Kalau sudah begini kantuk datang lebih cepat. Jadi malas mau melanjutkan ibadah lainnya setelah berbuka,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Umi Pipik menyebut Ramadhan sebagai fase metamorfosis.

Baca Juga:   Heboh Zulhas Jadikan Salat Candaan Politik, Arie Kriting: Lagi Dicari Gus Miftah Ini Orang

Begitulah Ramadhan, ketika para hamba Allah yang penuh dosa ini yang kadang kita jijik dengan dosa-dosa kita.

“Akhirnya, datang bulan Ramadhan yang disitu penuh dengan ampunan maka manusia bermetamorfisis. Akhirnya menjadi manusia yang fitrah,” ungkapnya.(*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *