Bocah SDTewas Diduga Dianiaya Kakak Kelas, Polisi Periksa 12 Orang Saksi

ILUSTRASI Kekerasan seksual
ILUSTRASI Kekerasan seksual

TajukRakyat.com,Medan – Terkait tewasnya seorang bocah SD diduga dianiaya tetangga yang juga kakak kelasnya, penyidik Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Medan, memeriksa 8 orang saksi.

“Untuk kasus B, sudah kita tangani kasusnya. Sudah 12 orang saksi kita mintai keterangan,” ucap Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Valentino Alfa Tatareda, kemarin.

Kematian bocah kelas 1 SD, kata Valentino, pihaknya mengendapkan Undang-undang Perlindungan Anak. Apa lagi, terduga pelaku masih anak di bawah umur.

“Ini masih pendalaman, kita sesuaikan dengan aturan-aturan yang ada. Apakah pelaku ini, bisa bertanggungjawab dengan apa yang mereka lakukan,” katanya.

Untuk penyebab kematian B, Valentino menjelaskan penyidik Unit PPA Satreskrim Polrestabes Medan terus mendalaminya.

“Kita masih dalami dan berkordinasi dengan instansi terkait karena pelaku anak dibawah umur,” ucapnya.

Baca Juga:   Bejat ! Ayah Badau Perkosa Anak Kandung Lebih Satu Kali

Mantan Direktur Lalu Lintas Polda Sumut ini menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya B.

Ia berjanji akan mengusut kasus ini dan memberikan keadilan bagi keluarga korban.

“Sejak awal kami sudah mendampingi keluarga korban dan memberikan perhatian. Kasusnya kita tangani sesuai hukum yang berlaku,” terang Kombes Pol Valentino Alfa Tatareda.

Peristiwa dialami korban terjadi di luar sekolah. Lokasi peristiwa masih terus didalami penyidik Unit PPA Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Medan.

Diberitakan sebelumnya, seorang siswa kelas 1 Sekolah Dasar (SD) berinsial B diduga jadi korban perundungan tetangganya dan juga kakak kelasnya.

Akibat penganiayaan korban meninggal dunia di rumah sakit, Selasa (27/6/23) malam lalu.

Ibu korban, Yusraini menjelaskan kronologi kejadian dialami anaknya terjadi di sekolah Kamis (22/6/23) siang lalu.

Peristiwa dialami B disampaikan korban ke orangtuanya yang hanya pedagang kaki lima di kawasan Masjid Raya, Al-Mashun, Jalan SM Raja.

Baca Juga:   Tingkatkan Patroli, Kapolrestabes Medan Tegaskan Judi, Narkoba dan Kejahatan Jalanan Jadi Attensi

Yusriani mengatakan korban datang ke tempat dia jualan dan menceritakan apa dialaminya

“Kami, kan jualan di Masjid Raya. Dia (korban) datang, berkata ‘Mak, aku dipukul’ sambil B menangis,” kata Yusraini kepada wartawan.

Korban yang merupakan Warga Kecamatan Medan Maimun, menceritakan kepada ibunya bahwa dirinya mendapat perlakuan (dibully) dari kakak kelasnya atau terduga pelaku.

Ibu korban mengatakan agar bully tidak terus berlanjut, maka dia melaporkan masalah yang dialami B kepada orang tua kakak kelasnya tersebut.

Tapi, terduga pelaku membantah melakukan pemukulan terhadap korban.

“Terduga pelaku bilang tidak ada memukul si B. Aku pun ngak mau ribut-ribut sama orang tuanya. Cuma aku mau ngasih tahu ke bapak terduga pelaku, ” jelas Yusriani.

Baca Juga:   Nekat ! Nelayan Jual Sabu Dalam Rumah, Barang Bukti 9 Paket

Pasca mendapatkan penganiayaan tersebut, korban mengalami demam tinggi dan tidak mau lagi ke sekolah.

“Semenjak dipukul itu, anak ku macam ketakutan, sudah gitu, waktu tidur malam sering ketakutan, kayak trauma gitu,” tuturnya.

Kemudian, Yusriani sempat membawa anaknya (B) ke tukang kusuk. Namun, tidak sembuh juga.

“Semenjak dipukul, B tidak mau makan, cuma mau minum, semua badannya sakit,” terangnya.

“Beberapa jam di rawat di rumah sakit, pada Selasa (27/6/23) malam, anak ku meninggal dunia,” urainya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *