TajukRakyat.com,- Seekor gajah bernama Dugul yang selama ini paling ditakuti di Taman Nasional Way kambas (TNWK) ditemukan mati, Minggu (23/12/2023) kemarin.
Dugul ditemukan mati oleh petugas sekira pukul 13.23 WIB.
“Tim penanggulangan konflik gajah Seksi PTN Wilayah III Kuala Penet, Taman Nasional Way Kambas (TNWK) menemukan satu individu gajah dalam kondisi telah mati pada Minggu (24/12) pukul 13.23 WIB,” kata Plt Kepala Balai TNWK Lampung, Hermawan, Selasa (26/12/2023).
Saat ini, belum diketahui apa penyebab kematian gajah Dugul ini.
Hermawan menjelaskan, dari hasil pemeriksaan sementara tidak ditemukan adanya tanda-tanda bekas senjata ataupun jerat.
“Hasil pemeriksaan terhadap gajah soliter jantan dewasa bernama Dugul ini tidak ditemukan adanya tanda-tanda bekas senjata atau jerat,” jelasnya.
Menurut Hermawan, sebelum ditemukan mati, gajah Dugul terlihat dalam kondisi kurus. Saat itu ditemukan pada tanggal 16 Desember 2023 lalu oleh tim patroli penanggulangan konflik satwa Seksi PTN Wilayah III Kuala Penet.
Pasca temuan kondisi gajah Dugul kurus, kata Hermawan, tim melakukan pemantauan posisi dan track melalui aplikasi dan alat telemetri. Selain itu diambil feses untuk di cek ke laboraturium.
“Hasil pemeriksaannya banyak telur cacing baik paramphistomum sp maupun beberapa jenis yang lain,” ungkap Hermawan.
Sebelum ditemukan dalam kondisi mati, pada tanggal 23 Desember 2023, pukul 21.00 WIB di aplikasi tracker GPS Collar posisi gajah Dugul terpantau di rawa dekat arena atraksi PLG.
Hidup Menyendiri
Sebagaimana diketahui, Dugul merupakan gajah liar jantan Sumatera (Elephas maximus sumatranus) yang selalu hidup menyendiri di Taman Nasional Way Kambas (TNWK).
Meski bertubuh besar, Dugul tidak memiliki gading.
Dugul hidup terpisah dari kelompoknya.
Meski hidup dalam kondisi soliter, tapi Dugul mempunyai kekuasaan yang membuat kelompok gajah lainnya takut.
Bahkan, masyarakat sekitar TNWK juga takut saat bertemu dengan gajah Dugul.
Pemasangan GPS Collar
Pada Selasa, 24 Januari 2023 silam, tim Balai Taman Nasional Way Kambas bersama Komunitas untuk Hutan Sumatera (KHS) sempat memasangkan GPS Collar di leher Dugul, sebagaimana yang dimuat pada akun Instagram resmi TNWK @btn_waykambas.
Proses pemasangan GPS Collar ini pun cukup memakan waktu dan tenaga.
Petugas harus lebih dahulu mencari keberadaan Dugul di dalam hutan.
Setelah ketemu, petugas pun berupaya memasangi GPS Collar di leher Dugul.
Tujuannya, agar lebih mudah memantau pergerakan gajah liar ini, dan untuk mengantisipasi konflik dengan masyarakat.
Namun, beberapa bulan berlalu setelah pemasangan GPS Collar, Dugul justru ditemukan mati.
Belum ada informasi lebih lanjut mengenai penyebab kematian Dugul.(**)