“Kissed By The Scar” Petunjuk Arah Musik Punitive Selanjutnya

Kissed By The Scar Jadi Petunjuk Arah Musik Punitive Selanjutnya/Ist

TajukRakyat.com- “Kissed By The Scar” jadi petunjuk penting bagi arah musik unit hardcore asal Bandung, Punitive. Music Video (MV) Kissed By The Scar yang dirilis pekan lalu kini juga sudah bisa ditonton di channel YouTube Punitive.

Dikutip dari pesan siaran pers, “Kissed By The Scar” menceritakan sudut pandang seorang insan yang selalu dipenuhi kesibukan setiap harinya. Namun apakah kesibukan tersebut adalah sesuatu yang ia inginkan? Yang ia harapkan? Yang ia cita-citakan ? Atau ternyata hanya untuk menyenangkan orang selain dirinya?

Mungkin pertanyaan pertanyaan di atas bisa menjadi sarana introspeksi, yaitu mustahil untuk menjadi apa yang kita inginkan, apabila kita tidak memegang kendali diri kita sendiri.

Baca Juga:   VoB Rayakan Hari Jadinya Yang ke-9

“Hidup ini seperti permainan yang digerakkan oleh narasi, anda yang membuat ceritanya. Jangan biarkan siapa pun mengambil kendali,”jelas sang vokalis, Faiq.

Punitive terbentuk pada 2020 hasil perbincangan Reza Septian (gitar ) Oki Nugraha (gitar) dan Oktav Mutter (drum) tahun 2020. Terbentuk di tengah-tengah kondisi pandemi, mereka mengubah keadaan yang tak kunjung baik dengan membentuk band hardcore yang memiliki karakter aggressive namun tetap melodis.

Setelah mematangkan konsep, akhirnya Oki dan Reza mengajak Anggara Pandu (bass), dan Faiq Nurpratama untuk mengisi lini vokal di Punitive.

Baca Juga:   Juni Film ‘Perik Sidua-dua’ Mulai Syuting

Pada 23 Februari 2022 lalu mereka resmi melepas album mini perdana bertitel “Self-Acceptence” yang berbicara tentang penerimaan atas segala gejolak konflik di dalam diri sendiri.

Terdapat 5 trek yang disuguhkan Punitive pada EP debut mereka, termasuk 3 nomor yang sebelumnya dirilis dalam format single; “White Lies” Ft. Yas Budaya, “Time Seeker” & De:serve.

Menurut Punitive keseluruhan lagu dalam Self-Acceptance mewakilkan kesadaran akan kekuatan dan kelemahan seseorang, penilaian realistis dan perasaan puas dengan diri sendiri terlepas dari perilaku dan pilihan pilihan di masa lalu. Self-Acceptance dipilih menjadi tajuk sebagai representasi dari salah satu jalan untuk berdamai dengan diri kita sendiri. (SM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *