TajukRakyat.com,Sumut – Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sumut bersama mitra kerja Komisi IX DPR-RI laksanakan kegiatan Promosi dan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Percepatan Penurunan Stunting, kemarin.
Kepala Perwakilan BKKBN Sumut diwakili Ketua Tim Kerja Hubungan Antar Lembaga, Advokasi dan KIE BKKBN Sumut, Rabiatun Adawiyah dalam materinya menyampaikan, stunting bisa dicegah dengan cara memaksimalkan 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
“Dalam periode ini hendaknya para orangtua memperhatikan gizi bagi anak-anaknya. Jangan sampai sang anak menderita kekurangan gizi,” ucapnya.
Rabiatun juga mengingatkan agar para orangtua sebelum menikah hendaknya mempersiapkan pernikahan dengan sebaik-baiknya.
Serta menganjurkan agar para orangtua memanfaatkan makanan yang diolah dari bahan-bahan alami seperti labu, daun kelor, daun bangun-bangun dan lainnya.
Sementara itu Anggota Komisi IX DPR-RI, H. Ansory Siregar dalam keynote speech mengatakan, jaga makanan, jaga minuman, jaga pendidikan, jaga kesehatan. Maka Indonesia Emas 2045 akan bisa kita wujudkan bersama.
Lebih lanjut, dia menegaskan siap untuk berkontribusi dalam hal penanganan stunting, dimana fokusnya adalah tentang kebahagiaan ibu dan anak.
Karena menurutnya, generasi penerus di masa depan akan tercipta dari orangtua di masa sekarang, yaitu ibu.
“Jika kebahagiaan orangtua dalam hal ini ibu sudah berada di fase yang bahagia, maka akan bisa tercipta generasi penerus (anak) yang cerdas, unggul, sehat dan bebas dari stunting,” ujarnya.
Katanya, stunting merupakan salah satu hambatan dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Oleh karenanya BKKBN dalam hal ini BKKBN Sumut terus melaksanakan edukasi mengenai cara pencegahan dan penanganan stunting khususnya di Provinsi Sumut.
“Edukasi ini sebagai langkah nyata untuk mencapai target Nasional yaitu angka prevalensi stunting sebesar 14%,” tegasnya. (*)