Sekelompok Pria Cepak Aniaya Jukir di Mega Park, Sekuriti Ditikam

Jona Banjarnahor alias Ateng, petugas parkir di Komplek Mega Park dianiaya sekelompok pria cepak, Selasa (19/12/2023) malam. Korban mengalami luka lebam di wajah dan sekujur tubuh.(tajukrakyat.com)
Jona Banjarnahor alias Ateng, petugas parkir di Komplek Mega Park dianiaya sekelompok pria cepak, Selasa (19/12/2023) malam. Korban mengalami luka lebam di wajah dan sekujur tubuh.(tajukrakyat.com)

TajukRakyat.com,Medan– Jona Banjarnahor, petugas parkir di Komplek Mega Park Jalan Kapten Muslim, Kecamatan Medan Helvetia, Kota Medan menjadi korban kebrutalan puluhan pria cepak.

Jona yang akrab disapa Ateng ini disiksa bertubi-tubi, hingga dahi kanannya robek usai dipukul menggunakan benda tumpul.

Menurut Ateng pada tajukrakyat.com di kediamannya yang ada di Jalan Kapten Muslim, peristiwa nahas ini terjadi pada Selasa (19/12/2023) malam.

Saat itu, seorang pria cepak datang ke kawasan Mega Park mengendarai mobil.

Lalu, petugas parkir bernama Comot menemui pria cepak tersebut, mengatakan bahwa retribusi parkir harus dibayar di awal.

”Comot baik-baik bicaranya sama si pelaku. ‘Bang, uang parkirnya dibayar di awal’,” kata Jona menirukan ucapan Comot, Rabu (20/12/2023).

Namun, pria cepak ini langsung emosi.

Dia mengamuk dan hendak memukul Comot.

Melihat peristiwa itu, sekuriti Komplek Mega Park bernama Riko Simanjuntak berusaha melerai.

Riko mengatakan, bahwa Comot hanya menjalankan tugas.

”Sekuriti pun bagus-bagus ngomongnya sama si pelaku ini. Cuma dia tetap ngotot. Dia bilang, ‘kalau aku enggak mau bayar kenapa rupanya’,” kata Ateng, kembali menirukan ucapan pelaku.

Baca Juga:   Preman Ngaku Anggota SPSI Peras dan Ancam Pedagang, Tantang Panggil Polisi

Mendengar hal itu, sekuriti Komplek Mega Park lantas kembali menjelaskan, bahwa aturan parkir di komplek memang seperti itu.

Merasa hebat, pelaku langsung menyerang sekuriti.

Keributan pun terjadi.

Namun, kata Ateng, keributan tak berlangsung lama.

Saat itu kedua belah pihak sempat berdamai.

”Setelah kejadian, pelakunya ini pergi. Enggak lama dia balik lagi sama kawan-kawannya,” kata Ateng.

Ketika kembali mendatangi Komplek Mega Park, pelaku membawa puluhan temannya.

Mereka yang datang ke lokasi berpostur tegap dan berpenampilan cepak.

”Pelaku dan kawan-kawannya ini datang naik mobil, ada juga yang naik motor,” terang Ateng.

Pelaku yang datang naik motor memarkirkan kendaraannya di depan komplek Mega Park.

Mereka berjalan kaki masuk ke dalam komplek menyisir lokasi, mencari jukir bernama Comot yang sempat meminta uang parkir.

Baca Juga:   3,18 Kg Sabu Gagal Beredar di Kota Padangsidimpuan, Pelaku Utama Tahanan Lapas di Medan

Saat para pelaku kembali, mereka langsung menganiaya sekuriti bernama Riko Simanjuntak.

Ateng yang ada di lokasi pun ikut terkena imbasnya.

Dia dituduh sebagai preman oleh para pelaku.

Padahal, Ateng tidak terlibat dalam peristiwa keributan di awal.

”Mereka langsung memegangi saya. Kemudian mereka mulai memukul, dan menginjak-injak kepala saya,” kata Ateng.

Tidak sampai disitu, Ateng yang sudah tersungkur kemudian dipukul menggunakan benda tumpul.

Ateng tidak mengetahui persis benda apa yang mendarat di kepalanya.

”Seperti besi. Saya tidak yakin apakah itu sangkur atau pistol,” ungkap Ateng.

Dalam kondisi berlumuran darah, Ateng tetap disiksa sedemikian rupa.

Mereka menganiaya Ateng hingga korban nyaris sekarat bersimbah darah.

”Sekuriti kemudian ditikam perutnya. Sempat dibawa ke rumah sakit,” ungkap Ateng.

Pascakejadian, sambung Ateng, sejumlah polisi kabarnya sempat datang ke lokasi.

Ia pun kemudian dilarikan ke rumah sakit terdekat karena terluka cukup serius.

”Setelah itu saya tidak tahu lagi. Saya dibawa ke rumah sakit karena kepala saya robek dipukul,” ungkap Ateng dengan kedua bola mata memerah.

Baca Juga:   Diam-diam, Polrestabes Medan Gerebek dan Buldozer Barak Narkoba Tanjung Pamah

Disinggung lebih lanjut mengenai kasus ini, Ateng pun berencana membuat laporan ke Polda Sumut.

Namun, sambungnya, ia akan berkonsultasi lebih dulu dengan sahabatnya yang merupakan seorang pengacara.

Sebagai orang awam, Ateng merasa perlu berdiskusi terkait upaya hukum ini.

Dari amatan tajukrakyat.com, wajah Ateng lebam-lebam.

Bahkan, Ateng mengeluhkan nyeri yang luar biasa di bagian pinggangnya.

Karena keterbatasan biaya, Ateng belum sempat melakukan rontgen tubuh secara menyuluruh.

Ia berharap para pelaku bisa ditangkap dan dijebloskan ke penjara.

Terkait kasus ini, awak media masih berupaya mengonfirmasi pejabat Polsek Helvetia.(arch)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *